Dr. Zakir Naik adalah seorang pendakwah ulung dari India yang meneruskan perjuangan Ahmed Deedat dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan orang-orang Kristen.
Sekitar tadi malam, saya melihat sebuah photo di sebuah media social antara Dr. Zakir Naik dengan seorang ustad asal Indonesia, Ustad Arifin Ilham. Keduanya mengenakan pakaian dan peci putih dengan senyum menyungging di bibir masing-masing.
Usut punya usut, ternyata beredar informasi bahwa Dr. Zakir Naik akan melakukan kunjungan ke Indonesia dan memberikan khutbah Jumat di sebuah masjid di Bogor. Kemudian akan memberikan tausiyah di acara Damai Indonesia TVOne dan disiarkan secara live.
Pembuka di atas bukanlah maksud dari artikel yang akan saya buat kali ini. Hanya saja, kebetulan momennya sedang pas yang sedang membicarakan pendakwah kondang asal India sekaligus guru virtual saya, Dr. Zakir Naik.
Saya mengenal Dr. Zakir Naik saat saya duduk di bangku SMK atau Sekolah Menengah Kejuruan di kampung halaman tercinta. Waktu itu, saya sering melihat ceramah dan debatnya di YouTube selepas pulang sekolah sambil menikmati WiFi gratis sekolah. Biasanya saya menontonnya di depan perpustakaan karena sinyalnya cukup kuat.
Alasan saya menonton ceramah dan debat Dr. Zakir Naik adalah karena saya memiliki ketertarikan dengan masalah agama terlebih agama-agama atau perbandingan agama. Selain itu, alasan inilah yang mengantarkan saya mengambil jurusan Perbandingan Agama saat S1 kemarin.
Beberapa ceramah dan debatnya menghiasi YouTube saat itu. Saya menyaksikannya satu per satu, terlebih perdebatan seru antara Dr. Zakir Naik dengan Dr. William Campbell. Saya benar-benar terkesima dengan kehebatan penyampaian Beliau. Begitu juga dengan para penonton yang sering memberikan tepuk tangan untuk Beliau. Luar biasa.
Bahkan, saya mengunduh file audio atau MP3 yang berisi ceramah dan debat Beliau dan menyimpannya dalam ponsel. Biasanya, saya putar file audio tersebut sebelum tidur karena saya punya anggapan bahwa materi yang disampaikan oleh Beliau akan masuk ke alam bawah sadar saya. Hahaha... Pemikiran yang konyol. Kadang saya mencatat semua ayat yang dia kutip baik dari al-Qur'an maupun dari Injil.
Pernah satu waktu, berbekal dengan materi-materi video ceramah dan debat Dr. Zakir Naik, saya menantang seorang siswa atau siswi dari sebuah sekolah terkenal di kampung halaman untuk berdebat mengenai agama Islam dan Kristen. Saya menulis tantangan ini dalam sebuah buku tamu di website resmi sekolah tersebut. Namun, tidak ada jawaban dan sekarang saya merasa ingin tertawa jika mengingat kembali masa-masa "radikal" seperti itu. Hahaha...
Belajar dari pengalaman, saya berpesan kepada kawan-kawan Muslimin yang sama-sama tertarik dalam bidang ini untuk tidak mengolok-olok keyakinan agama lain. Jadikan ceramah dan debat Dr. Zakir Naik sebagai ilmu pengetahuan bagi kita karena di masa mendatang akan semakin banyak ilmu pengetahuan yang seperti ini dan meng-upgrade pengetahuan kita. Dari Dr. Zakir Naik-lah, saya mengenal pendakwah ulung lainnya, seperti: Ahmed Deedat, Shabir Ally, Sanihu Munir, Ihsan LS Mokoginta, dan lain-lain.
Jadi, pertama kali saya menyaksikan video ceramah dan debat Dr. Zakir Naik adalah saat kelas dua SMK atau sekitar tahun 2011 dan saya benar-benar menyukai dakwah Beliau dan secara tidak langsung membuat saya termotivasi untuk mempelajari agama-agama di dunia. Begitu kura-kura.
COMMENTS