Kebijakan terbaru LPDP tahun 2017 ini menghapuskan penggunaan TOEFL ITP sebagai salah satu persyaratan untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Kenapa?
Setelah sekian lama menunggu kebijakan baru LPDP atau Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, akhirnya diumumkan juga pada awal Februari tahun ini.
Pengumuman ini tidak diumumkan di televisi-televisi di Indonesia, tetapi dalam bentuk Buku Panduan Beasiswa LPDP. Buku Panduan tersebut berisi kebijakan-kebijakan terbaru LPDP untuk tahun ini dan ada kemungkinan berlanjut hingga tahun berikutnya.
Dalam artikel ini, saya ingin membahas mengenai penggunaan sertifikat TOEFL ITP sebagai salah satu persyaratan beasiswa LPDP karena ada beberapa perbedaan dengan tahun sebelumnya. Berikut adalah ringkasannya:
1. Pendaftar Program BPI Magister dan Doktoral tujuan dalam negeri, LPDP tetap mengakui sertifikat TOEFL ITP dan menurunkan skor minimalnya menjadi 475 (jika sudah memiliki LoA Unconditional) atau 500 (jika belum memiliki LoA Unconditional) yang pada tahun sebelumnya minimal 500 bagi yang belum ataupun yang sudah memiliki LoA Unconditional.
2. Pendaftar Program BPI Magister dan Doktoral tujuan luar negeri, LPDP menghapuskan penggunaan sertifikat TOEFL ITP. Pada tahun sebelumnya, LPDP masih mengakui penggunaan sertifikat TOEFL ITP ini dengan skor minimal 550.
3. Pendaftar Program Afirmasi Magister dan Doktoral tujuan dalam negeri, LPDP tetap mengakui penggunaan sertifikat TOEFL ITP dengan skor minimal 400 untuk Magister dan 450 untuk Doktoral seperti tahun sebelumnya.
4. Pendaftar Program Afirmasi Magister dan Doktoral tujuan luar negeri, LPDP juga tetap mengakui penggunaan sertifikat TOEFL ITP dan menaikkan skor minimalnya menjadi 500.
Jadi sebenarnya yang dihapuskan itu untuk program apa?
LPDP hanya menghapuskan sertifikat TOEFL ITP pada Program BPI atau Program Reguler Magister dan Doktoral tujuan luar negeri. Sisanya, seperti Program BPI dalam negeri dan Program Afirmasi baik dalam dan luar negeri, LPDP tetap mengakuinya dengan beberapa perubahan.
Kenapa penggunaan sertifikat TOEFL ITP untuk Program BPI Luar Negeri dihapuskan?
Tujuan dari Program BPI atau Reguler adalah luar negeri dan beberapa universitas, mungkin semuanya, sudah tidak lagi menggunakan sertifikat TOEFL ITP sebagai salah satu persyaratan kemampuan berbahasa Inggris. Oleh karena itu, LPDP menghapuskan penggunaan serifikat TOEFL ITP ini bagi mereka yang ingin keluar negeri melalui jalur reguler.
Selain itu, penghapusan ini untuk meminimalisir kemungkinan terburuk seperti belum mendapatkan LOA Unconditional dari kampus luar negeri tujuan atau belum mendapatkan skor IELTS sesuai persyaratan kampus luar negeri tujuan. Intinya, menurut saya, LPDP ingin pendaftar Program BPI atau Reguler ini hanya menunggu PK dan berangkat ke negara tujuan.
Saya dapat skor IELTS 7.0 atau lebih tapi belum mendapatkan LOA Unconditional
LPDP mensyaratkan skor IELTS minimal 6.5 bagi para pendaftar yang sudah mendapatkan LoA Unconditional untuk jenjang Doktoral. Namun, jika kawan-kawan belum mendapatkan LoA Unconditional, maka LPDP mensyaratkan skor IELTS minimal 7.0. Jadi, jika kasusnya seperti itu, maka tidak apa-apa jika kawan-kawan belum mendapatkan LoA Unconditional dari kampus luar negeri tujuan asalkan mengantongi skor IELTS minimal 7.0.
Saya tetap ingin melanjutkan kuliah S2/S3 ke luar negeri
Jika kawan-kawan konsisten ingin melanjutkan kuliah ke luar negeri, maka penuhi persyaratan LPDP. Jika LPDP mensyaratkan skor IELTS minimal 6.5, maka penuhi persyaratan tersebut. Jika ingin menggunakan skor TOEFL ITP, maka tidak ada salahnya kawan-kawan mencoba jalur afirmasi LPDP.
Kenapa TOEFL ITP untuk jalur afirmasi tidak dihapuskan?
Karena mereka yang lulus beasiswa LPDP untuk jalur afirmasi ini akan mengikuti program Pengayaan Bahasa untuk mengikuti tes IELTS. Sehingga tidak dihapuskan. Untuk informasi mengenai persyaratan beasiswa LPDP jalur afirmasi dan reguler, kawan-kawan bisa menunggu artikel saya selanjutnya.
COMMENTS