Artikel saya kali ini akan membahas mengenai seleksi substansi beasiswa BPI dari LPDP atau Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Saya mendaftar beasiswa ini pada Batch 4 tahun 2016 kemarin dan dinyatakan lulus Seleksi Administratif pada tanggal 9 November 2016. Saya benar-benar senang saat mengetahui saya lulus Seleksi Administratif.
Artikel saya kali ini akan membahas mengenai seleksi substansi beasiswa BPI dari LPDP atau Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Saya mendaftar beasiswa ini pada Batch 4 tahun 2016 kemarin dan dinyatakan lulus Seleksi Administratif pada tanggal 9 November 2016. Saya benar-benar senang saat mengetahui saya lulus Seleksi Administratif.
Oke, langsung saja. Jadi, Seleksi Substansi itu terdiri dari tiga tes: tes wawancara, Essay on the Spot, dan Leaderless Group Discussion. Seleksi ini juga dijadwalkan menjadi tiga hari dan masing-masing peserta yang dinyatakan lolos Seleksi Administratif diberikan jadwal dan kelompok yang berbeda-beda. Si A misalnya, bisa saja mengikuti Seleksi Substansi selama satu hari penuh; sementara si B mengikutinya masing-masing satu tes setiap harinya. Nah, saya sendiri mengikutinya dalam dua hari: hari pertama dan hari ketiga.
Pembagian Jadwal dan Kelompok
Hari pertama, saya mengikuti verifikasi berkas dan tes wawancara. Kemudian hari ketiga, saya mengikuti tes Essay on the Spot (biasanya kami menyingkatnya menjadi EOTS) dan Leaderless Group Discussion atau LGD. Untuk tes wawancara, kami dibagi berdasarkan meja pewawancara. Sementara EOTS dan LGD dikelompokan dalam nama baru. Saya misalnya, mendapat jatah wawancara di meja 2 lokasi seleksi Bandung dan jatah EOTS dan LGD di kelompok 23A (Hai kelompok 23A~ Apa kabar?).
Fokus artikel saya kali ini adalah seputar verifikasi berkas saja. Untuk pembahasan lainnya, silakan cari di daftar isi blog saya. Hehehe...
Dongeng Dimulai...
Well, saya ini seorang yang sangat pemalu dan tidak percaya diri berjalan di hadapan orang banyak. Waktu itu saya memiliki teman kampus yang juga lolos Seleksi Administratif, namanya Entin Martini. Saya mengirimkan pesan via WhatsApp untuk menjemput saya di suatu tempat. Akhirnya ia menjemput saya dan mengantar saya ke ruang tunggu. Hahaha... Maafkan aku.
Saya dan teman saya itu duduk dibarisan terdepan bersama seorang teman baru kenalan Teh Entin (saya menyebutnya teteh). Ia seorang perempuan juga lulusan IPB jurusan Statistik atau sejenisnya, saya lupa. Maafkan. Kami bertiga berbincang-bincang dan saling menguatkan satu sama lain. Tidak lama, Teh Entin dipanggil untuk tes wawancara. Oh, Teh Entin melaksanakan seleksi dalam satu hari. Jadi, dia pasti benar-benar lelah dan persiapannya harus benar-benar matang.
Saya menunggu untuk verifikasi berkas terlebih dahulu. Menurut jadwal, saya diberikan pukul 10.30 WIB untuk melakukan verifikasi berkas. Semua berkas untuk persyaratan dan bukan untuk persyaratan saya bawa semua, jaga-jaga nanti dibutuhkan, ditambah sebuah laptop. Beratnya subhanallah sekali.
Setelah menunggu lama, akhirnya saya dipanggil untuk verifikasi berkas di meja empat jika tidak salah. Saya mengeluarkan berkas-berkas saya dan membawanya ke luar ruangan menuju sebuah meja dengan seorang wanita bertuliskan angka empat di mejanya. Saya duduk lalu meletakkan semua berkas di meja tersebut. Wanita tersebut meminta kartu peserta saya untuk melakukan verifikasi berkas. Setelah lama mencari, maklum sepertinya saya menyimpannya entah dimana, saya menyerahkan kartu peserta itu kepadanya. Kemudian ia menyebutkan item-item apa saja yang dijadikan persyaratan dan saya mulai mengambil berkas yang ia sebutkan itu.
Klimaks
Ada beberapa masalah saat verifikasi berkas ini karena kekeliruan saya sendiri. Mohon maaf. Jangan dicontoh, ya, kawan-kawan dan jadikan sebagai bahan pembelajaran ke depannya. Pertama, saya menggunakan format Surat Pernyataan untuk jalur reguler, sementara saya mendaftar melalui jalur afirmasi. Wanita tersebut akhirnya memberikan keringanan untuk menyerahkannya esok hari. Hal ini membuat lega tetapi tetap saja persyaratan adalah persyaratan dan salah adalah salah. Saya harus memperbaikinya segera. Kedua, print out rekening listrikku entah ada dimana. Padahal, beberapa hari sebelumnya, aku sudah mengumpulkan semua berkas yang dibutuhkan berdasarkan item-item dalam kartu peserta. Aneh. :(
Wanita itu mengatakan bahwa saya tidak bisa melakukan seleksi wawancara karena persyaratan belum lengkap. Namun, saya memohon kepadanya untuk memberikan waktu kepada saya untuk mencetak rekening listrik dan surat pernyataan terbaru sesuai dengan format untuk jalur afirmasi. Akhirnya mbak (mbak aja deh biar mudah manggilnya) tersebut membolehkan saya dengan syarat secepatnya. Dengan sigap saya membereskan berkas di meja dan menuju ruang tunggu. Saya meminta kepada Teh Entin format surat pernyataan jalur afirmasi dan, beruntungnya, ia membawa flashdisk yang berisi file-file persyaratan. Alhamdulillah. Saya langsung menyalinnya ke laptop, kemudian menyuntingnya secepat mungkin. Selesailah satu masalah. Sekarang tinggal dokumen rekening listrik tiga bulan ke belakang. Saya membuka folder satu per satu dan akhirnya ditemukan. Selesai.
Mencari Tempat Percetakan
Masalah baru sekarang adalah, "dimana tempat untuk mencetak dokumen tersebut?" Awalnya aku berpikir untuk meminta tolong pegawai di sana untuk meminjam printernya sebentar. Tapi saya berpikir lagi bahwa itu tidak sopan. Jadi kuputuskan untuk mencari percetakan. Setelah bertanya pada OB di sana, saya memperoleh informasi tempat percetakan terdekat yang sebenarnya jauh. :'(
Saat hendak keluar gedung, langit tampak gelap. Hujan sebentar lagi akan turun. Saya sudah berpikir bahwa saya tidak akan beruntung kali ini. Saya mencoba meminjam payung kepada OB di sana namun mereka mengatakan bahwa mereka tidak memilikinya. Jadi aku berencana untuk menerobos cuaca gelap. Hahaha...
Saya berlari dari GKN ke tempat percetakan berdasarkan informasi yang saya punya. Saat menyeberang jalan, saya menggunakan sepatu sport yang memiliki hak, kaki saya terkilir dan sampai dibuat artikel ini masih sakit. :'( Untung tidak jatuh. Bayangkan saja, kalau saya jatuh pada waktu itu, semua pengendara yang terjebak macet di sekitar jalan itu bisa menertawakan aku yang sedang terjatuh manja. Memalukan! Hahaha... Aku sendiri malah tertawa haha hihi dengan wajah panik bercampur rasa malu.
Setelah sampai di percetakan, saya menunggu beberapa menit. Untung ruangannya memiliki AC, jadi setidaknya saya bisa mengeringkan keringat. Tidak lama, saya dipersilakan oleh pegawai di sana dan mulai mencetak berkas-berkas yang dibutuhkan. Sayang, lama banget pelayanannya dan jantung ini sudah dag dig dug tak karuan. Mana harganya mahal lagi. Fyuh~ Untung bawa uang.
Resolusi
Selepas dari percetakan, saya tidak lagi berlari. Cukup berjalan biasa saja, pelan. Bukan apa-apa, kaki saya terkilir tadi sewaktu berlari ke tempat percetakan. Alhamdulillah, masalah ini selesai dan masuk meja verifikasi berkas. Alhamdulillah. Bahkan pertempuran belum dimulai, tetapi cobaan berat sudah terjadi duluan. Masya Allah...
Berikut adalah penampakan kartu peserta saya:
Ada bagian yang saya hilangkan seperti Nomor Peserta dan No. KTP untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Maaf, ya, kawan-kawan. Hehehe...
Wasiat dari Saya
Pesan dari saya yang mendapatkan kemalangan ini:
- Kumpulkan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk verifikasi berkas secara terpisah. Tapi jangan dipisah-pisah ke dalam map-map lagi. Cukup di-bundle aja dalam satu map kantong plastik agar tidak berceceran.
- Pastikan kamu mengecek kembali kelengkapan berkas sebelum berangkat ke lokasi tes. Ingat! Mungkin saja ada yang menyembunyikan berkas kamu tanpa kamu ketahui. Bisa saja, siapa yang tahu, sih.
- Jika dibutuhkan, bawa laptop dan flashdisk jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti saya itu. Diharapkan menggunakan busana formal, ya. Jangan menggunakan kaos oblong tanpa kerah atau lekbong (kelek katembong, maaf frontal).
- Persiapkan sisi psikologis kita dan berdoa kepada Allah SWT agar kita diberikan kekuatan dan ketetapan hati selama mengikuti seleksi paripurna ini.
Sekian untuk part 1 Seleksi Substansi ini, nantikan part selanjutnya.
Allah bersama kita semua.
COMMENTS