Bertahan atau Berubah? (The Sacred Canopy Part 3)

Modernitas membawa perubahan besar dalam cara manusia memaknai hidup. Rasionalitas, ilmu pengetahuan, dan pluralisme telah menjadi kekuatan dominan da

Modernitas membawa perubahan besar dalam cara manusia memaknai hidup. Rasionalitas, ilmu pengetahuan, dan pluralisme telah menjadi kekuatan dominan dalam masyarakat. Di tengah arus itu, institusi agama tidak lagi bisa mengklaim otoritas mutlak seperti di masa lalu. Mereka tidak hanya kehilangan tempat istimewa dalam sistem sosial, tetapi juga diuji dari dalam: akankah mereka bertahan dengan ajaran lama, ataukah mereka berubah agar tetap relevan?

Inilah dilema yang digambarkan Peter L. Berger dengan tajam: ketika institusi keagamaan dihadapkan pada krisis legitimasi, ada dua arah respons yang bisa mereka ambil.

Dua Jalan: Akomodasi atau Resistensi

Berger menyebutkan bahwa dalam menghadapi krisis ini, institusi agama cenderung memilih satu dari dua jalan besar: akomodasi atau resistensi.

Akomodasi adalah pilihan untuk memodifikasi ajaran, praktik, atau cara penyampaian keagamaan agar lebih bisa diterima dalam masyarakat modern. Gereja, masjid, atau lembaga keagamaan lainnya mungkin mulai menggunakan bahasa yang lebih inklusif, pendekatan psikologis, atau membuka ruang dialog dengan sains dan budaya populer. Pendekatan ini didasari keinginan untuk menjaga relevansi agar agama tetap bisa menyentuh kehidupan sehari-hari orang modern.

Sebaliknya, resistensi adalah sikap mempertahankan kemurnian ajaran dan menolak perubahan yang dianggap sebagai bentuk kompromi terhadap nilai-nilai ilahi. Lembaga keagamaan yang mengambil posisi ini menolak mengadaptasi diri terhadap nilai-nilai liberal atau relativisme moral. Mereka lebih memilih menjaga kontinuitas tradisi daripada menyesuaikan diri dengan zaman.

Tidak Ada Jalan yang Tanpa Risiko

Kedua pilihan ini memiliki konsekuensi serius. Akomodasi bisa menyebabkan krisis identitas. Ketika agama terlalu mengikuti zaman, ia bisa kehilangan esensinya. Pesannya menjadi kabur, dan batas antara sakral dan profan semakin tak jelas. Umat mungkin mulai mempertanyakan apa bedanya antara agama dan sekadar etika sosial biasa.

Di sisi lain, resistensi yang terlalu keras bisa membuat agama tertinggal, eksklusif, bahkan dianggap tidak relevan. Ketika institusi agama menolak berdialog dengan realitas sosial yang terus berubah, mereka berisiko kehilangan generasi muda yang mencari agama yang hidup dan kontekstual.

Berger melihat ketegangan ini sebagai bagian dari krisis plausibilitas yang lebih besar:

"The crisis of theology ... is grounded in a crisis of plausibility that precedes any theorizing." (Krisis teologi berakar pada krisis plausibilitas yang mendahului teorisasi.)

Artinya, sebelum sebuah ajaran bisa diajarkan atau ditafsirkan, ia terlebih dulu harus masuk akal dan terasa masuk dalam konteks sosial tertentu. Bila tidak, ia akan ditinggalkan, bukan karena salah, tetapi karena tidak lagi terdengar meyakinkan.

Legitimasi yang Harus Terus Dibangun

Dalam dunia yang sudah tidak lagi mengenal otoritas tunggal, agama tidak bisa sekadar bersandar pada warisan masa lalu. Ia harus menjawab pertanyaan baru, dalam bahasa baru, tanpa kehilangan pesan lamanya. Dan ini bukan proses sekali jadi, melainkan proses yang terus berlangsung.

Berger menulis:

"Secularization brings about a demonopolization of religious traditions." (Sekularisasi menghasilkan demonopolisasi tradisi religius.)

Kini, semua klaim religius harus bersaing dalam pasar gagasan. Institusi keagamaan tidak lagi diasumsikan benar; mereka harus memperjuangkan legitimasi mereka secara aktif.

Mencari Jalan Ketiga?

Apakah harus memilih salah satu dari dua kutub itu? Tidak selalu. Mungkin yang dibutuhkan adalah jalan tengah yang reflektif, yaitu kemampuan untuk tetap setia pada prinsip, namun cukup terbuka untuk mengakui bahwa zaman telah berubah. Agama yang hidup bukanlah agama yang membeku, tetapi yang mampu membaca tanda-tanda zaman tanpa kehilangan jiwanya.

Agama tidak harus menjadi sekadar suara nostalgia, tapi juga bisa menjadi pemandu yang jujur, berani, dan relevan di tengah dunia yang terus bergerak.

Selanjutnya dalam Serial Ini

Artikel berikutnya akan menyelami pemikiran Berger tentang dialektika antara sekularisasi dan kebangkitan agama. Apakah benar agama sedang mundur, atau justru sedang berubah wujud?

Judulnya: “Agama, Sekularisasi, dan Dialektika Berger”

COMMENTS

Name

2016,2,Action,1,Adventure,1,Agama Kristen,1,Agama Yahudi,1,Ahok,2,Ajax,2,Android,1,Aplikasi,1,Art of War,1,Bahasa,1,Beasiswa,3,Belanda,1,Biografi,1,Blindness,1,Blog,3,Brothers,1,Cards View,1,Catatan,7,Catatan Hidup,1,Change.org,1,China,1,Comedy,1,Cover,1,CSS,2,Curhat,1,DataGrid,1,Demo Bela Islam I,1,Disaster,1,Disqus,1,Dokumentasi,8,Download,3,Drama,1,Drama Korea,3,Duolingo,1,EasyUI,1,Framework CSS,1,Game,3,GIT,1,Google AdSense,1,Groningen,1,Groningen University,1,HTML,2,Islam,2,jQuery,5,K-Film,3,K-Movie,4,Kata Mutiara,1,Kisah Hidup,1,Konfusius,1,Korean,4,Korupsi,1,KPOP,1,Kriptografi,1,Kuliah,1,Kungfu,1,Kungfu Style,1,Kustomisasi,1,Kutipan,1,LKS Jawa Barat 2011,1,LPDP,25,LPDP Batch 4 2016,10,LPDP Pinned,2,Material Design,2,Materialize,1,Motivasi,1,Movie,4,Mozilla Firefox,1,Muslim Cyber Army,1,MySQLi,1,NetBeans,1,Niagahoster,1,Object Oriented Programming,1,Opini,8,Paspor,1,Pendidikan,1,Pengalaman,25,Pengayaan Bahasa,3,Perang,1,Perbandingan Agama,3,Petisi Online,1,PHP,6,Politik,1,PowerDesigner,3,QR Code,1,Rangkuman,7,Review,3,RUU Perampasan Aset,1,Sejarah,1,Simulation,1,Software,1,Sosiologi,7,Sosiologi Agama,7,Source Code,1,Strategy,2,Studi Agama-agama,1,Sun Tzu,1,Suspense-Thriller,1,The Sacred Canopy,7,Themes24x7,1,Tips dan Trik,13,TOEFL,4,TOEFL ITP,4,Train,1,Troubleshooting,2,Tutorial,23,Video,2,Virus,1,W2UI,1,Walkband,1,Web Design,7,Web Programming,3,Yesus Kristus,2,Zakir Naik,1,Zhang Ziyi,1,Zombie,1,
ltr
item
Anan Bahrul Khoir: Bertahan atau Berubah? (The Sacred Canopy Part 3)
Bertahan atau Berubah? (The Sacred Canopy Part 3)
Modernitas membawa perubahan besar dalam cara manusia memaknai hidup. Rasionalitas, ilmu pengetahuan, dan pluralisme telah menjadi kekuatan dominan da
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZ8XmbIHxqFdkWAv8dOj9_uNQ3e_8bbkziEhk4hGuNJZzh4rmvltrGvmiBB63L5aSbhuReDyoxNFNC5o2WmRi2nIfyjZ8kVo2esPkhgbWWOTHhxMUJcGd8jRbJ319ND4TkVqFc7PQmEN1JI2er-I3QOSoSFGztKgEsnR5Y_8UgdTxhxHJVKVJNs6aBa8M/s16000/Berubah%20atau%20Bertahan.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZ8XmbIHxqFdkWAv8dOj9_uNQ3e_8bbkziEhk4hGuNJZzh4rmvltrGvmiBB63L5aSbhuReDyoxNFNC5o2WmRi2nIfyjZ8kVo2esPkhgbWWOTHhxMUJcGd8jRbJ319ND4TkVqFc7PQmEN1JI2er-I3QOSoSFGztKgEsnR5Y_8UgdTxhxHJVKVJNs6aBa8M/s72-c/Berubah%20atau%20Bertahan.png
Anan Bahrul Khoir
https://ananbahrulkhoir.blogspot.com/2025/05/bertahan-atau-berubah-sacred-canopy.html
https://ananbahrulkhoir.blogspot.com/
http://ananbahrulkhoir.blogspot.com/
http://ananbahrulkhoir.blogspot.com/2025/05/bertahan-atau-berubah-sacred-canopy.html
true
1987288760696967984
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy