Seleksi Administrasi: Essay Beasiswa LPDP (Part 2)

Seleksi administrasi beasiswa LPDP meliputi tiga essay. Salah satu di antaranya adalah rencana studi. Ketiga persyaratan ini adalah persyaratan penting yang tidak boleh kamu lupakan terlebih kebijakan LPDP terbaru untuk tahun 2017 akan terasa perbedaannya.

Seleksi Substansi: Wawancara Beasiswa LPDP (Part 3)

Tips dan Trik Beasiswa LPDP: Contoh Essay dan Rencana Studi

Seleksi Substansi: Verifikasi Berkas Beasiswa LPDP (Part 1)

Artikel saya kali ini akan membahas tentang seleksi administrasi Beasiswa LPDP mengenai esai.

Kemarin lusa, saya membuat artikel mengenai seleksi wawancara Beasiswa LPDP yang seharusnya ditulis setelah artikel ini. Namun, beberapa teman saya bertanya seputar seleksi wawancara kemarin, maka saya buatkan terlebih dahulu pengalaman saya mengikuti seleksi wawancara Beasiswa LPDP Batch 4 Tahun 2016.

Kembali ke laptop!

Nah, ada tiga essay yang harus dibuat sebagai salah satu persyaratan Beasiswa LPDP:

1. Essay dengan tema Kontribusiku bagi Indonesia: kontribusi yang telah, sedang dan akan saya lakukan untuk masyarakat/lembaga/instansi/profesi komunitas saya
2. Essay dengan tema Sukses Terbesar dalam Hidupku
3. Rencana Studi

Ketiga essay tersebut, dapat kamu lihat di dalam Buku Panduan LPDP terbaru dalam bagian lampiran atau halaman 46-48. Untuk memudahkan kawan-kawan, saya akan tampilkan di sini isi Panduan Penulisan Essay berdasarkan Buku Panduan Pendaftaran Beasiswa LPDP:

1. Kontribusiku bagi Indonesia: kontribusi yang telah, sedang dan akan saya lakukan untuk masyarakat/lembaga/ instansi/profesi komunitas saya

Jumlah kata yang diijinkan dalam essay pertama ini adalah minimal 500 kata dan maksimal 700 kata. Mengapa minimal 500 kata? Mungkin saja, LPDP menilai bahwa deskripsi di bawah 500 kata dianggap bahwa kita tidak memiliki kontribusi atau kurang memberikan kontribusi bagi Indonesia. Karena, bagi beberapa awardee (entah saya masuk atau tidak, hahaha) biasanya mendeskripsikan dirinya dalam tema ini lebih dari 500 kata karena menurut saya, mereka memiliki banyak kontribusi yang telah dan sedang mereka lakukan. Bahkan mereka memiliki rencana untuk memberikan kontribusi ke depannya bagi Indonesia.

Di satu sisi, mereka yang memberikan kontribusi besar bagi Indonesia mungkin 700 kata tidak cukup untuk mendeskripsikan semuanya. Tapi bagaimanapun juga, 700 kata dianggap sudah lebih dari cukup untuk bisa mendeskripsikan kontribusi kita.

Essay dengan tema ini terbagi menjadi lima bagian meliputi:

• Mendeskripsikan diri sendiri
• Mendeskripsikan kontribusi yang telah, sedang dan akan kamu lakukan untuk masyarakat/lembaga/instansi/profesi dan komunitas
• Mendeskripsikan mimpi kamu tentang Indonesia masa depan
• Mendeskripsikan peran apa yang akan kamu ambil untuk mewujudkan mimpi tersebut (berkaitan dengan bagian ketiga)
• Mendeskripsikan cara kamu mewujudkan mimpi tersebut (berkaitan dengan bagian ketiga dan keempat)

Berikut ini saya sertakan contoh essay saya, yang saya gunakan untuk Beasiswa LPDP Batch 4 Tahun 2016 kemarin, disertai per bagian seperti pada aturan di atas:

Mendeskripsikan diri saya sendiri

Saya menyelesaikan studi Sarjana di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung pada bulan April tahun 2016 dengan mengambil jurusan Perbandingan Agama di Fakultas Ushuluddin. Semasa kuliah, saya aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Perbandingan Agama sebagai kepala bidang Pers dan anggota bidang Pers dalam organisasi Senat Fakultas Ushuluddin. Keikutsertaan saya dalam organisasi ini mengasah kemampuan saya untuk bekerjasama bersama rekan-rekan satu bidang dan membangun inisiatif untuk mengambil tindakan-tindakan nyata dalam mensukseskan organisasi mahasiswa tersebut.

Mendeskripsikan kontribusi yang telah, sedang dan akan saya lakukan untuk masyarakat/lembaga/instansi/profesi dan komunitas

Salah satu prestasi yang berhasil saya raih adalah menjadi juara dua lomba Debat Wacana pada tahun 2014. Lomba ini diadakan oleh Senat Fakultas Ushuluddin dan mempertemukan empat jurusan di fakultas tersebut. Topik-topik yang diperdebatkan membicarakan tentang permasalahan kontemporer di Indonesia, seperti: pendidikan, agama, sosial, dan lain-lain. Saya bersama rekan-rekan saya bekerjasama dalam merangkai argumentasi yang ilmiah hingga akhirnya kelompok kami memasuki babak final. Selain itu, saya mewakili Fakultas Ushuluddin untuk mengikuti lomba Debat Wacana tingkat fakultas yang diadakan oleh Dewan Mahasiswa Universitas Islam Sunan Gunung Djati Bandung.

Saat saya duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan, saya mewakili Kabupaten Majalengka untuk bersaing di tingkat Propinsi Jawa Barat dalam Lomba Keterampilan Siswa bidang lomba Web Design. Lomba yang dilaksanakan selama dua hari dengan total waktu pengerjaan selama 10 jam, membuat saya harus mempersiapkan segalanya agar bisa memberikan yang terbaik untuk Kabupaten saya. Prestasi ini benar-benar mengukir sejarah bagi Kabupaten Majalengka yang sebelumnya tidak pernah memperoleh juara pada bidang ini. Setelah saya lulus dari SMK, saya mendidik adik saya yang juga bersekolah di SMK yang sama dengan saya mengenai web design secara intensif hingga akhirnya ia memperoleh juara dua lomba Web Design di tingkat Propinsi Jawa Barat juga. Itulah kontribusi saya bagi Kabupaten Majalengka.

Mendeskripsikan mimpi saya tentang Indonesia masa depan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Moderate Muslim Society (MMS) pada tahun 2010 menempatkan Jawa Barat pada nomor satu sebagai propinsi yang memiliki angka intoleran tinggi. Angka ini sangat berbanding terbalik dengan falsafah orang Sunda yang sangat dipegang teguh, yaitu: silih asah, silih asih, dan silih asuh. Salah seorang dosen saya menyampaikan bahwa salah satu faktor aksi intoleran di Jawa Barat adalah aliran keagamaan import yang ingin melakukan pemurnian terhadap ajaran Islam dan mengubah segala sesuatu yang bertentangan dengan pemahamannya dengan alasan ‘amar ma’ruf nah munkar. Oleh karena itu, saya memiliki mimpi agar semua anak di Indonesia memperoleh pendidikan keagamaan yang memperhatikan nilai-nilai kerukunan tanpa melihat dengan sinis perbedaan pemahaman keagamaan atau aliran keagamaan yang dianut oleh seseorang. Hal ini diperkuat oleh pengalaman saya sendiri yang memperoleh pemahaman sinis terhadap ajaran suatu agama tertentu yang disampaikan oleh seorang tokoh agama yang dibalut dalam sebuah candaan.

Di dalam Penjelasan Pasal 1 UU 1/PNPS/1965 dinyatakan bahwa ada enam agama yang diakui oleh Indonesia, yaitu: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Namun, berdasarkan Keputusan Mahkamah Konstitusi dalam Putusan No. 140/PUU-VII/2009, menyatakan bahwa pengakuan terhadap keenam agama tersebut tidak berarti membatasi pengakuan terhadap agama atau aliran kepercayaan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara bagi warga yang beragama atau yang termasuk ke dalam suatu aliran kepercayaan. Oleh sebab itu, salah satu pendidikan kerukunan bagi warga Indonesia adalah pendidikan kerukunan umat beragama. 

Mendeskripsikan peran apa yang akan kamu ambil untuk mewujudkan mimpi tersebut

Bila saya memiliki kesempatan mendapatkan beasiswa ini, saya ingin mengambil peran sebagai dosen di sebuah institusi pendidikan tinggi dan berkomitmen untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang doktor. Saya ingin berkontribusi menjadi seorang representator negara dalam masalah kerukunan agama agar kehidupan umat beragama menjadi rukun sehingga meminimalisir faktor-faktor yang menyebabkan disintegrasi di negara Indonesia dan menjadi bangsa yang berkualitas.

Mendeskripsikan cara kamu mewujudkan mimpi tersebut

(updated) Semua hal tersebut dapat terwujud dengan baik melalui beasiswa LPDP yang menawarkan bantuan biaya bagi anak bangsa yang ingin berkontribusi kepada Negara Indonesia. Dengan bantuan ini, saya berharap saya dapat mewujud-kan mimpi saya dalam hal kerukunan umat beragama di Indonesia.

Total kata untuk essay saya saya adalah 562 kata tanpa updated atau 602 kata dengan updated. Silakan download file essay saya yang pertama ini di sini!

2. Sukses Terbesar dalam Hidupku

Essay kedua yang harus kamu buat dengan tema "Sukses Terbesar dalam Hidupku." Sama seperti essay yang pertama, essay kedua ini memiliki jumlah kata minimal 500 kata dan maksimal 700 kata.

Dalam essay ini, kamu harus menceritakan sukses terbesar yang terjadi dalam hidup kamu. Saya sendiri menulisnya dalam bentuk curhat seperti dalam diary. Hahaha... Kamu tidak perlu gengsi dengan cerita "murahan" yang kamu miliki. Seperti halnya essay saya sendiri, kisahnya sangat "murahan" tampak memelas, tapi memang itulah cerita sukses terbesar dalam hidup saya.

Saya rasa, essay yang kedua ini dapat dikatakan rumit karena saya sendiri tidak tahu, sukses terbesar dalam hidup saya apa. Saya menjalani hari-hari di masa lalu biasa saja: sekolah, belajar, tidur, makan, dan seterusnya. Hingga akhirnya, saya menemukan titik terang yang akhirnya menjadi coretan (hahay deuh) dalam essay saya yang kedua ini.

Essay ketiga ini hanya memiliki satu bagian, yaitu: deskripsikan sukses terbesar dalam hidup Anda!

Berikut ini adalah contoh essay milik saya mengenai Sukses Terbesar dalam Hidupku:

Mendeskripsikan sukses terbesar dalam hidup saya

Saat kita bertanya kepada orang-orang mengenai definisi dari sukses, maka akan diperoleh jawaban yang beragam. Hal ini tergantung dari pengalaman dan pendidikan yang seseorang miliki sehingga satu orang dengan orang lainnya tidak akan memiliki dua makna yang sama persis dalam menggambarkan sesuatu. Socrates pernah mengatakan bahwa ada sebuah kebenaran objektif yang sekarang kita sebut dengan definisi. Definisi ini tidak bergantung kepada aku, kamu, atau dia. Oleh sebab itu, tidak mungkin sebuah definisi itu berbeda antara orang Amerika dan Asia atau antara orang berkulit putih dengan orang berkulit hitam.

Jawaban-jawaban yang dilontarkan orang-orang mengenai arti dari sebuah kesuksesan selalu memiliki kesamaan, seperti: seorang yang sukses adalah orang yang memiliki harta banyak, memiliki rumah mewah, atau memiliki jabatan tinggi. Dari beberapa jawaban ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur dari kesuksesan yang berada dalam anggapan orang banyak adalah sesuatu yang bernilai superior, seperti: banyak, tinggi, mewah, luas, besar, dan sebagainya.

Dua dekade yang lalu, ibu saya memiliki harapan agar anak-anaknya dapat bersekolah dengan baik di tempat yang baik dan memperoleh hasil yang baik. Untuk itu, ia bekerja dengan baik sebagai seorang tukang kredit pakaian. Setiap bada zuhur, ia bergegas mandi, lalu sholat zuhur dan mempersiapkan makan siang dan bekal untuk anak-anaknya. Dengan membawa pakaian sekantong besar, ia menjinjingnya dari rumah ke rumah menawarkan pakaian yang ia bawa dengan harapan orang-orang akan membelinya dan ia memperoleh uang untuk menyekolahkan anak-anaknya.

Akhirnya saya memasuki bangku sekolah dasar. Usaha ibu saya tidak berlangsung lama dan hanya bertahan sampai kelas empat, ia bekerja sebagai tukang kredit pakaian. Selebihnya, ia menjadi seorang wirausaha yang bekerja serabutan, seperti: mengikuti MLM, menjual produk kecantikan, dan sebagainya. Keinginannya masih tetap yaitu menyekolahkan anak-anaknya setinggi-tingginya dengan harapan jangan seperti dirinya dan suaminya yang hanya bersekolah rendah. Melihat pengorbanan ibu saya membuat saya terpacu untuk memperoleh prestasi akademik yang baik. Walhasil, saya dinobatkan sebagai murid terbaik saat kelulusan Sekolah Dasar di SDN Cijati 2. Kemudian saya melanjutkan sekolah ke Madrasah Tsanawiyah sembari pesantren sesuai dengan harapan ibu saya. Saya percaya bahwa ibu akan memberikan yang terbaik bagi anaknya. Dia berkata jujur bahwa ia tidak memiliki biaya yang cukup untuk menyekolahkan saya ke SMP. Saya masih ingat saat ia menangis dengan selembar uang Rp. 50.000,- untuk biaya hidup selama sebulan.

Karena kesulitan biaya akhirnya saya harus berpindah-pindah sekolah sebanyak tiga kali. Awalnya ibu saya ingin menyekolahkan saya di MTs Darul Uuluum Majalengka yang memiliki reputasi bagus namun terkendala biaya sehingga dipindahkan ke MTs al-Mizan Jatiwangi. Kemudian dipindahkan kembali ke MTs Shobarul Yaqien Kawunggirang dan dipindahkan kembali ke MTs Darul Falah Cijati. Saat kelulusan berlangsung, saya hanya menempati posisi kedua terbaik tetapi ibu saya tetap bersukur. Lalu, Ia melihat potensi yang ada dalam diri saya sehingga ia terus berjuang mewujudkan keinginannya untuk menyekolahkan anak-anaknya setinggi-tingginya. Akhirnya ibu memasukkan saya ke sebuah sekolah bergengsi di Majalengka, yaitu SMK Negeri 1 Majalengka. Ibu bahkan tidak membayar sepeserpun untuk biaya sekolah dan berharap sekolah bisa menerimanya. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya saya diijinkan bersekolah di sekolah tersebut. Untuk biaya transportasi, setiap pagi sebelum saya berangkat, ia pergi keluar rumah dan mengunjungi tetangga-tetangganya untuk meminjam uang untuk biaya transportasi saya ke sekolah. Dan ini terjadi terus hingga saya menyelesaikan pendidikan. Prestasi saya cukup membuatnya senang karena saya berhasil meraih juara dua Lomba Web Design tingkat Propinsi Jawa Barat tahun 2011. Namun, karena ibu saya tidak bisa melunasi biaya administrasi, ijazah saya ditahan hingga kami bisa melunasinya. Setelah itu, ibu tidak bisa membantu banyak pendidikan saya dan kini ayah saya yang membantu saya. Kami berangkat ke Bandung untuk melakukan tes hingga pendaftaran dengan barang dagangan ayah. Sejujurnya saya malu. Akhirnya, saya mendapatkan beasiswa Bidik Misi untuk meringankan beban ayah yang harus mengirimkan uang hidup mingguan hingga akhirnya ia harus meregang nyawa saat saya di tingkat tiga. Dan kini anggota keluarga saya terpisah satu sama lain.

Dari kisah di atas, sukses terbesar dalam hidup saya adalah kebersamaan dengan orang tua yang bahu membahu menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya dalam kondisi apapun walau saya harus kehilangan mereka berdua. Dan sekarang adalah giliran saya yang harus berusaha untuk menyekolahkan diri sendiri setinggi-tingginya untuk menggapai cita-cita saya.

Total kata untuk essay saya yang kedua ini adalah 670 kata. Untuk mendapatkan file pdf dari essay saya yang kedua ini, silakan unduh di sini!

3. Rencana Studi

Pembuatan rencana studi tidaklah serumit dari dua essay sebelumnya karena data yang ditulis dalam rencana studi diolah dari data website resmi kampus tujuan. Saran dari saya adalah pelajari jurusan tujuan mulai dari introduction, programme, admission and application, after your studies, research, dan lain-lain. Data-data ini selanjutnya akan diolah dan ditulis ulang dalam desain yang baru.

Adapun bagian-bagian dalam isi rencana studi ini meliputi:

1. Mendeskripsikan rencana perkuliahan dan sks per semester yang akan ditempuh hingga selesai studi
2. Mendeskripsikan topik apa yang akan kamu tulis dalam tesis
3. Mendeskripsikan aktivitas di luar perkuliahan yang akan kamu lakukan selama studi
4. Melampirkan daftar silabus perkuliahan

Karena saya tidak menyalin isi rencana studi saya di sini, maka langkah terbaiknya mungkin seperti ini:

Silakan unduh file rencana studi saya di sini!

Nah, itulah ketiga essay milik saya yang saya gunakan untuk mendaftar Beasiswa LPDP Batch 4 Tahun 2016 kemarin. Saya sadar bahwa terdapat beberapa kekeliruan di dalam essay sederhana milik saya. Saya hanya berharap bahwa ketiga essay saya tersebut dapat membantu kawan-kawan sekaligus bermanfaat. Aamiin. :)

Kesimpulan

1. Usahakan untuk melakukan parafrase sehingga terhindar dari plagiarisme. Yang saya takutkan, LPDP memiliki tools yang dapat mendeteksi kemiripan ini. Karena aneh juga, bagaimana bisa ada dua insan yang berbeda memiliki kisah hidup yang hampir sama tetapi urutan katanya sama? Kan aneh.
2. Untuk rencana studi, pelajarilah situs jurusan yang kamu tuju. Jika ada bagian yang tidak dimengerti, kamu bisa tanya pihak admission kamu di sana. Jangan ragu! Demi Indonesia! Hahaha.
3. Untuk essay kedua, sesederhana apapun kisah hidup kamu jika ia adalah sukses terbesar dalam hidup kamu, tuliskan saja! Bagi orang lain mungkin sepele, tapi bagi kita, kisah tersebut mungkin sangat berkesan, memiliki kenangan, dan lain-lain. Semangat! Saya yakin kamu pasti bisa.
4. Saya mencoba membantu kawan-kawan dan saya harap kawan-kawan yang "merasa" terbantu karena artikel saya dapat membantu kawan-kawan yang lain. Saya tidak bisa membantu kawan-kawan secara finansial, maka saya bantu sebisa saya.