Belajar TOEFL Otodidak Demi Beasiswa LPDP: Hari-hari Tes TOEFL (Part 3)
HomeLPDPPengalaman

Belajar TOEFL Otodidak Demi Beasiswa LPDP: Hari-hari Tes TOEFL (Part 3)

Saya sangat pesimis dengan hasil tes saya sebenarnya, jujur saja. Bahkan saya sudah membuat status di Facebook kalau skor TOEFL ITP saya hanya 380. Benar-benar pesimis dan memang saya termasuk orang yang condong pesimistik. Dengan wajah bahagia, saya ucapkan terima kasih kepada resepsionis dan menggondol hasil tes.

Software untuk Persiapan Tes TOEFL
Belajar TOEFL Otodidak Demi Beasiswa LPDP: Kisah Sang Guru (Part 2)
Belajar TOEFL Otodidak Demi Beasiswa LPDP: Selayang Pandang TOEFL (Part 1)

Sudah baca Belajar TOEFL Otodidak Demi Beasiswa LPDP Part 1 dan Belajar TOEFL Otodidak Demi Beasiswa LPDP Part 2 belum? Kalau belum, jangan lupa baca supaya mendapatkan pencerahan. Setidaknya.

Pada part 3 ini, saya ingin membahas bagaimana saya mempersiapkan diri untuk mengikuti tes TOEFL, dimulai dari membagi waktu, buku yang digunakan selama pembelajaran, lokasi tes, dan sebagainya. Silakan baca saja nanti dan simpulkan sendiri! Oke!

Tes TOEFL Dimana?

Saya mendaftar tes TOEFL pertama di sebuah lembaga kursus di Bandung yang jaraknya sangat jauh dari tempat tinggal saya. Waktu itu, karena saya sangat membutuhkan sertifikat TOEFL ITP sesegera mungkin, saya menelepon beberapa lembaga Bahasa Inggris di Bandung. Beberapa sudah menutup pendaftaran, beberapa lagi jadwalnya tidak sesuai harapan. Bagaimana tidak, saya membutuhkan sertifikat tersebut hari X, tapi sertifikat terbit hari Y atau beberapa hari setelah hari X tersebut.

Waktu itu, ada satu tempat kursus Bahasa Inggris di Bandung yang masih membuka pendaftaran dan sertifikat dapat terbit beberapa hari sebelum hari H. Langsung saya booking satu tiket untuk mengikuti tes TOEFL di sana. 

Sekitar dua hari kemudian, saya survey ke lokasi tes dan ternyata jauhnya naudzubillah. Naik angkot ini, turun di sini, naik angkot itu, turun di situ. Beberapa kali saya bertanya satpam atau warga sekitar mengenai transportasi ke sana. Melelahkan tetapi Insya Allah lancar barokah. :)

Di bagian resepsionis, terdapat dua orang: satu pria dan satu wanita. Saya bertanya kepada mereka mengenai tes TOEFL untuk beberapa hari ke depan. Kemudian mencoba beramah-tamah, bertanya ini dan itu, dan sebagainya, dan berakhir dengan keluarnya uang sebesar Rp. 450.000,- untuk biaya registrasi tes TOEFL ITP. Ingat! TOEFL ITP, bukan TOEFL Like atau Ptesol. 

Resepsionis mengatakan bahwa tes dimulai pukul 09.00 WIB. Namun, saya diharuskan datang 30 menit sebelum tes dimulai atau dengan kata lain 08.30 WIB. Saya hanya mengangguk setuju. Beberapa menit kemudian, saya pamit dan pulang menuju kosan.

Menjelang hari H, saya bangun 30 menit lebih dari jadwal tes. Padahal saya sudah menyetel alarm malam harinya. Langsung saya menelepon kepada pihak penyelenggara tes dan konfirmasi bahwa saya kesiangan bla bla bla. Mereka menjawab bahwa tes sudah dimulai dan tidak mungkin saya digantikan orang lain atau mengganti jadwal. Akhirnya uang Rp. 450.000,- pun melayang.

Setelah gagal tes TOEFL di percobaan pertama, akhirnya saya berencana untuk mengikuti tes TOEFL di percobaan kedua. Saya mendapatkan informasi tes TOEFL di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung waktu itu dan saya langsung menghubungi sekitar dua minggu sebelum tes. Saya menelepon pihak penyelenggara tes dan berharap saya bisa membayar biaya tes melalui transfer bank karena saya tidak punya waktu untuk membayar biaya tes secara manual di hari kerja. Mereka membolehkannya dan langsung saya transfer uang pendaftaran sekitar Rp. 450.000,- juga.

Setelah melakukan transfer, saya mencoba mengkonfirmasi kepada mereka bahwa saya telah melakukan transfer biaya tes TOEFL. Jujur saja, saya takut jika uang itu nyasar ke rekening orang lain atau dikatakan belum masuk padahal sudah masuk. Mereka mengangkat telepon saya namun kali ini bukan ibu-ibu yang mengangkat teleponnya, tapi bapak-bapak. Saya utarakan maksud saya, kemudian dilemparkan kepada bapak-bapak lain hingga akhirnya saya disuruh untuk menunggu. Oh, saya juga mengirim email kepada mereka sembari mengirim bukti transfer. Beberapa menit kemudian baru ada balasan bahwa uang sudah masuk. Alhamdulillah... ^^

UPI kan jauh dari Cibiru?

Satu hari sebelum tes, saya sudah berangkat ke UPI Bandung untuk melakukan survei tempat menggunakan gojek. Jika melihat dari waktu tempuh, dari Cibiru ke UPI Bandung jauh amat. Akhirnya saya mencari tempat penginapan murah untuk satu hari.

Sebelum mencari penginapan, saya survei ke ruangan tes dulu. Berbekal GPS, saya berjalan ke sana kemari dan kadang-kadang bertanya pada orang-orang sekitar termasuk satpam. Beberapa menit kemudian, saya tiba di tempat tes. Lumayan jauh juga jika berjalan kaki dari gerbang masuk kampus.

Saat mencari ruangan, saya bertemu teman lama sewaktu SMK satu jurusan, namanya Muhammad Arif Billah Faishaluddin (saya lupa cara menuliskan namanya, maaf). Wah, sangat tidak disangka-sangka bisa bertemu kawan lama. Aku mencoba berbaur dan bersalam sapa tapi karena dia terlihat sedang sibuk, akhirnya saya berbicara dalam waktu singkat saja. :)

Saya pulang dari tempat tes. Saya berpikir bahwa terlalu beresiko jika saya harus pulang sore itu dan berangkat lagi besok pagi-pagi. Jadi, saya putuskan untuk mencari penginapan murah di dekat UPI Bandung. Seperti biasa, berbekal hape dan GPS, saya mencari penginapan murah tersebut. Kebanyakan di sana adalah hotel-hotel mahal dan jarang ada penginapan murah. Tapi saya akhirnya menemukan sebuah penginapan murah tidak terlalu jauh tapi juga tidak terlalu dekat. Biayanya juga relatif murah, sekitar Rp. 100.000,-an per malamnya. Tidak perlu bagus-bagus dan membuang-buang uang hanya untuk sekedar tidur. PERJUANGAN dan PENGORBANAN! Hahaha...

Untuk menghindari bangun siang, saya BBM teman baru saya, namanya Adie Purnomo. Saya mengingatkan dia untuk membangunkan saya pukul 06.00 pagi di samping saya menggunakan alarm tentunya. Besoknya, dia menelepon saya tepat pukul 06.00 pagi. Saya benar-benar terbantu oleh teman baru saya. Semoga Allah membalas kebaikanmu. Aamiin.

Saya bergegas mandi dan membaca sedikit buku-buku TOEFL yang dibawa. Setelah sampai pukul tujuh, saya bergegas ke lantai atas dan minum air teh hangat tetapi rasanya seperti air jagung, tapi enak. Saya habiskan bersama roti bakar minimalis. Lumayan bisa mengganjal perut beberapa jam ke depan.

Setelah menikmati sajian sederhana penginapan, saya check out. Jarak antara penginapan dan jalan raya cukup melelahkan dengan menggendong tas berat berisi baju, buku dan laptop tentunya. Dari gang jalan, saya menggunakan angkot menuju kampus UPI untuk menghemat tenaga. Sebelum memasuki gerbang kampus UPI, saya beli alat tulis dulu di mini market samping kampus. Dua buah pensil dan satu penghapus tanpa serutan. Waktu itu, saya berpikir untuk meminjam serutan ke orang lain yang ikut tes dan ternyata ini rencana buruk, guys. Jangan dicontoh! Menurut hemat saya, mendingan kita membawa alat tulis lengkap agar tidak meminjam ke teman kita lainnya karena selain mengganggu konsentrasi mereka, kita juga jadi tidak konsentrasi. #Apasih :v

Gimana perasaannya bertemu teman-teman yang akan ikut tes TOEFL juga?

Well, semuanya adalah kawan-kawan baru. Saya tidak membawa teman yang saya kenal satupun. Jadi, saya memilih diam. Beberapa orang membuka buku-buku TOEFL mereka, ada yang membuka catatan-catatan materi TOEFL, dan sebagainya. Keren pokoknya. Mereka mempersiapkan diri dengan sangat baik.

Saya tidak membuka buku atau catatan apapun tentang TOEFL di hadapan orang-orang karena takut dibilang "sombong." Hahaha... Saya ini pemalu. Jadi, lebih baik berdiam diri saja, mematung, menunggu dipersilakan masuk ke dalam ruangan.

Selama Tes TOEFL

Sebelum tes dimulai, petugas penyelenggara tes membagikan Lembar Jawaban Komputer atau LJK kepada masing-masing peserta tes. Kemudian diikuti dengan lembar soal yang lumayan tebal. Aku mengusap-usap lembar soal tersebut dan berkata, "Mari kita bekerjasama!" Hahaha...

Setelah masing-masing peserta tes memperoleh LJK dan lembar soal, seorang panitia berbicara melalui mikrofon dan menyampaikan informasi pengisian LJK dan instruksi bagaimana tes berjalan. Yang paling oke adalah informasi ini disampaikan dalam Bahasa Inggris. Saya sedikit banyak mengerti walaupun saya masih belepotan. Akhirnya tes dimulai.

Dalam cerita sebelumnya, saya menyempatkan diri untuk membeli dua buah pensil di sebuah minimarket dekat kampus UPI. Itu masih tumpul dan saya menyerutnya di dalam ruangan dengan serutan orang lain. Saya memutar tubuh, menghadap seorang perempuan, dan meminta ijin untuk meminjam serutannya dan ia membolehkannya. Beberapa detik dihabiskan untuk menyerut dua batang pensilku. Setelah selesai, aku mulai mengerjakan soal.

Section Pertama: Listening
Sesi pertama dari tes TOEFL adalah listening. Berbekal latihan listening menggunakan video dan aplikasi tes TOEFL, saya mencoba segala tips dan trik menjebol soal-soal listening. Namun, tetap saja saya masih bingung. Entah speakernya atau telinga saya yang bermasalah, tetapi percakapan yang keluar dari speaker terdengar seperti ngagerenyem. Entahlah apa Bahasa Indonesianya. Yang pasti, seperti itulah.

Dari beberapa tips dan trik menjebol soal-soal listening, saya hanya menerapkan beberapa saja dan dapat mengerjakan beberapa soal sebisanya saja. Saya juga mencoba mengatur waktu mengerjakan soal agar tidak kewalahan.

Section Kedua: Structure
Pada sesi ini, saya dihadapkan pada banyak paragraf dengan beberapa kata bergarisbawah. Saya disuruh memilih salah satu opsi yang tidak sesuai dengan gramatikal Bahasa Inggris. Sewaktu simulasi di komputer, sesi ini adalah sesi terburuk yang pernah ada. Gampang-gampang susah. Tapi, berbekal tips dan trik dari buku dan aplikasi TOEFL, saya mencoba mengerjakannya dengan maksimal. Oh, jangan lupa untuk mengatur waktu pengerjaan per soal, ya. Soalnya, waktu pengerjaan terasa sangat pendek walaupun dikatakan puluhan menit. Selain itu, panita mengumumkan lima menit sebelum waktu berakhir. Kan super!

Section Ketiga: Reading
Seperti dengan sesi lainnya, sesi reading juga banyak menguras waktu dan yang paling banyak menguras waktu. Seperti soal Bahasa Indonesia saat ujian, kita dihadapkan pada artikel panjang dan kompleks dan harus menentukan gagasan pokoknya, ide utama, kesimpulan, dan sebagianya. Jika kita membaca tips dan trik di internet untuk menjebol soal ini, mungkin bisa dengan mudah mengerjakannya. Saya sendiri berbekal tips dan trik dari buku yang ada saja dan itu pun hanya tahu beberapa. Huhuhu~

Saya berhasil mengerjakan sesi ketiga sebelum panitia mengumumkan lima menit terakhir. Saya menutup dan merapikan meja kemudian mencoba melihat LJK peserta lain yang duduk di depanku. Sepertinya, ia menjawab enam sampai tujuh soal secara sembarang. Soalnya jawabannya sama semua. Hahaha... Maaf, saya bukan mencontek. Haram!

Setelah selesai tes, ngapain?

Setelah tes selesai, tentu saja saya langsung bergegas pulang. Tapi, mendadak perut keroncongan. Berhubung waktu itu sedang ada acara wisuda, jadi banyak penjual makanan yang masuk area kampus. Di depan gedung tes, saya melihat penjual siomay. Tanpa basa-basi, saya berjalan ke arah amang-amang itu dan memesan siomay.

Setelah diperhatikan, kok kenapa si amang-amang menyajikannya di piring padahal 'kan aku ingin siomaynya dibungkus aja. Mau makan di jalan ceritanya. Tapi, ya sudahlah. Makan yang ada saja.

Selepas makan selesai, langsung cus pulang ke kosan untuk beristirahat menenangkan pikiran dan hati. Bobo cantiek...

Pengumuman

Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari resepsionis penyelenggara tes TOEFL ITP, dinyatakan bahwa sertifikat dapat diambil dua minggu setelah tes berlangsung. Juga, jika skor TOEFL ITP saya di bawah 500, maka saya tidak akan mendapatkan sertifikat tetapi mendapatkan selembar kertas informasi yang berisi skor kita. Saya hanya menganggukkan kepala saja tanda setuju. Protes juga sudah keputusan dari sananya. Lebih baik terima.

Hari Jumat, 8 September 2016, jika tidak salah, saya kembali ke UPI Bandung untuk mengambil hasil tes TOEFL. Berjalan di bawah terik matahari dengan jarak ke Balai Bahasa yang cukup jauh, tidak terasa jika keringat sudah membasahi punggung. Jorok.

Karena saya kehilangan kwitansi pembayaran tes TOEFL ITP, saya memohon maaf dan berharap hasil tes saya dapat diberikan. Resepsionis meminta KTP saya untuk mencocokan data pribadi saya kemudian percaya dan mengambil sertifikat TOEFL ITP.

Setelah diperiksa dengan seksama, saya mendapatkan skor TOEFL ITP 513. Benar-benar mengherankan! Tidak kursus sama sekali dan hanya belajar dari buku dan aplikasi TOEFL seadanya, saya mendapatkan skor ini dan lebih dari cukup untuk digunakan sebagai persyaratan Beasiswa LPDP terutama jalur afirmasi.

Saya sangat pesimis dengan hasil tes saya sebenarnya, jujur saja. Bahkan saya sudah membuat status di Facebook kalau skor TOEFL ITP saya hanya 380. Benar-benar pesimis dan memang saya termasuk orang yang condong pesimistik. Dengan wajah bahagia, saya ucapkan terima kasih kepada resepsionis dan menggondol hasil tes.

Oh, plastik pembungkus sertifikat ternyata lebih kecil dari ukuran kertas sertifikatnya. Jadi, si plastik kelihatan melengkung. Kalau saya masukan ke dalam tas, saya khawatir kertasnya jadi terlipat. Saya menghargai lembar hasil tes ini... Subhanallah... :')

Berikut penampakan sertifikat TOEFL ITP saya:



Perhatian: Jangan berani mengedit sertifikat ini atau Anda akan di-blacklist oleh pihak penyelenggara beasiswa!

Berkaca dari skor tersebut, kemampuan saya ternyata rata dan tidak terlalu jauh berbeda. Hehehe...
Listening Comprehension: 52
Structure & Written Expression: 50
Reading Comprehension: 52
Total: 513

Berikut adalah buku yang saya gunakan untuk belajar TOEFL ITP:


Sebenarnya hanya dua buku yang saya gunakan: buku berwarna merah (The English Grammar for TOEFL. Jika berminat, maaf endorse, klik di sini atau di sini!) dan buku berwarna hitam (TOP TOEFL. Jika berminat, maaf endorse lagi, klik di sini!). Selebihnya hanya tambahan saja bahkan tidak dipelajari secara mendalam seperti dua buku murah (tapi tidak murahan) tadi. Maafkan aku, kawan-kawanku. Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi para penulis buku tersebut dan saya merasa terbantu.

Kawan-kawan juga bisa melihat caption saya di instagram tersebut:
Makanan setiap malam... Buku TOEFL. Saya berharap bisa melanjutkan sekolah ke luar negeri dengan kemampuan seadanya. Insya Allah, jika Tuhan memberkati, saya akan diberikan kesempatan untuk bisa ke sana. Amien... God with us
Ini bukan drama, ya! Ini benar-benar harapan saya saat itu. Saya belum pernah tes TOEFL sebelumnya, baik yang TOEFL Like maupun Institutional seperti ini. Jadi saya mengukur kemampuan saya di tempat terbawah agar bisa memotivasi diri sendiri untuk berusaha maksimal. Kalau saya mengukut diri saya di tempat teratas, untuk apa saya berusaha, kan saya sudah menempatkan diri saya di tempat teratas?

Maaf saya hilangkan id instagram saya karena saya sudah berjanji akan menghapus akun tersebut dan membuat akun baru yang official kalau lulus beasiswa. ^^ :p

PAGES

1234View All
Name

2016,2,Action,1,Adventure,1,Agama Kristen,1,Agama Yahudi,1,Ahok,2,Ajax,2,Android,1,Aplikasi,1,Art of War,1,Bahasa,1,Balai Bahasa,1,Beasiswa,4,Belanda,1,Biografi,1,Blindness,1,Blog,3,Brothers,1,Cards View,1,Catatan Hidup,1,Change.org,1,China,1,Comedy,1,Cover,1,CSS,2,Curhat,1,DataGrid,1,Demo Bela Islam I,1,Disaster,1,Disqus,1,Dokumentasi,8,Download,3,Drama,1,Drama Korea,3,Duolingo,1,EasyUI,1,Framework CSS,1,Game,3,GIT,1,Google AdSense,1,Groningen,1,Groningen University,1,HTML,2,Islam,2,jQuery,5,K-Film,3,K-Movie,4,Kata Mutiara,1,Kisah Hidup,1,Konfusius,1,Korean,4,KPOP,1,Kriptografi,1,Kuliah,1,Kungfu,1,Kungfu Style,1,Kustomisasi,1,Kutipan,1,LKS Jawa Barat 2011,1,LPDP,26,LPDP Batch 4 2016,11,LPDP Pinned,2,Material Design,2,Materialize,1,Motivasi,1,Movie,4,Mozilla Firefox,1,Muslim Cyber Army,1,MySQLi,1,NetBeans,1,Niagahoster,1,Object Oriented Programming,1,Opini,7,Paspor,1,Pendidikan,1,Pengalaman,26,Pengayaan Bahasa,4,Perang,1,Perbandingan Agama,3,Petisi Online,1,PHP,6,PowerDesigner,3,QR Code,1,Review,3,Sejarah,1,Simulation,1,Software,1,Source Code,1,Strategy,2,Studi Agama-agama,1,Sun Tzu,1,Suspense-Thriller,1,Themes24x7,1,Tips dan Trik,13,TOEFL,4,TOEFL ITP,4,Train,1,Troubleshooting,2,Tutorial,23,UPI Bandung,1,Video,2,Virus,1,W2UI,1,Walkband,1,Web Design,7,Web Programming,3,Yesus Kristus,2,Zakir Naik,1,Zhang Ziyi,1,Zombie,1,
ltr
item
Anan Bahrul Khoir: Belajar TOEFL Otodidak Demi Beasiswa LPDP: Hari-hari Tes TOEFL (Part 3)
Belajar TOEFL Otodidak Demi Beasiswa LPDP: Hari-hari Tes TOEFL (Part 3)
Saya sangat pesimis dengan hasil tes saya sebenarnya, jujur saja. Bahkan saya sudah membuat status di Facebook kalau skor TOEFL ITP saya hanya 380. Benar-benar pesimis dan memang saya termasuk orang yang condong pesimistik. Dengan wajah bahagia, saya ucapkan terima kasih kepada resepsionis dan menggondol hasil tes.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyavx_6fTREqKMUz-3e4IrELiWPKcYqE-w1oIZkaBVDz_d3i3yH0KLgEGUpkJGTNAwb4lS45im84D9df2O5QuS83CXsJcJnhfn_goFIYMGUue6tBz1wb1OAOtVi-mh9m5Pq4Ke02cA4G0/s640/english-acct.edu_.in_.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyavx_6fTREqKMUz-3e4IrELiWPKcYqE-w1oIZkaBVDz_d3i3yH0KLgEGUpkJGTNAwb4lS45im84D9df2O5QuS83CXsJcJnhfn_goFIYMGUue6tBz1wb1OAOtVi-mh9m5Pq4Ke02cA4G0/s72-c/english-acct.edu_.in_.png
Anan Bahrul Khoir
https://ananbahrulkhoir.blogspot.com/2016/12/belajar-toefl-otodidak-demi-beasiswa_16.html
https://ananbahrulkhoir.blogspot.com/
http://ananbahrulkhoir.blogspot.com/
http://ananbahrulkhoir.blogspot.com/2016/12/belajar-toefl-otodidak-demi-beasiswa_16.html
true
1987288760696967984
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy