Pengalaman Saya Mengikuti NII (Negara Islam Indonesia)

Tulisan kali ini berisi pengalaman saya mengikuti NII (Negara Islam Indonesia) saat duduk di bangku SMA. Mungkin kawan-kawan juga ada yang pernah mengikutinya atau bahkan masih menjadi pengikut setianya?

Pernahkah kalian mengikuti sebuah pengajian al-Qur'an dan al-Hadits anti mainstream saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA)? Jika pernah, maka Anda tidak sendirian.

Maksud dari anti mainstream di sini adalah ada kecenderungan ajaran agama untuk membenci orang lain di luar komunitasnya bahkan pemerintah serta ada kemungkinan untuk melakukan revolusi bahasa lebaynya. :D

Dalam artikel ini, saya ingin menceritakan pengalaman saya mengikuti NII (Negara Islam Indonesia) saat duduk di bangku SMA.

Kisahnya dimulai saat saya duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK, setingkat SMA. Makanya saya kadang menulis SMA). Kalau tidak salah, saat itu, saya duduk di kelas dua. Belum melangkah jauh dari sekolah, hujan turun dan semakin lebat. Saya berteduh di sebuah warung di depan sekolah. Tidak lama kemudian datanglah seorang lelaki dengan sepeda motornya dan ikut berteduh di depan warung tersebut hingga akhirnya hanya ada kami berdua.

Lelaki itu adalah senior saya di SMK dari jurusan mesin. Saya mengetahui dia sebagai anak DKM yang rajin beribadah dan sopan. Tidak lama kemudian ia berbicara dan mengajak saya untuk mengikuti sebuah pengajian al-Qur'an. Saat saya tanya lebih lanjut mengenai pengajian tersebut, dia menjawab bahwa alangkah lebih baiknya jika saya mengikuti pengajiannya saja terlebih dahulu. Saya tidak menaruh curiga dan percaya padanya karena pribadinya yang bagus tersebut. Terlebih gaya bicaranya yang halus.

Dia kemudian bertanya alamat rumah saya dan berkata bahwa dia akan menjemput saya menuju pengajian tersebut. Saya menjawabnya dengan baik. Untuk memastikan, dia mengantarkan saya pulang menggunakan motornya. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pengajian tersebut dilaksanakan setiap hari Minggu sehingga tidak mengganggu jadwal sekolah saya atau dengan kata lain, tidak ada alasan bagi saya untuk menolak untuk mengikuti pengajian tersebut. Ingat, ini pengajian al-Qur'an. Siapa yang tidak mau mengkaji al-Qur'an, bukan?

Hari Minggu Tiba...

Saat hari Minggu tiba, senior saya tiba di depan rumah saya. Awalnya ibu saya yang menemuinya di depan rumah dan memanggil saya yang sedang belajar di kamar (benar-benar sedang belajar, lho). Saya bergegas. Saat hendak keluar rumah, lelaki itu menyuruh saya untuk membawa terjemahan al-Qur'an. Saya pun membawanya.

Lelaki itu mengendarai sepeda motornya sementara saya diboncengnya di bagian belakang. Desa demi desa dilalui. Jarak dari rumah menuju tempat pengajian tersebut lumayan jauh. Saya lupa nama tempatnya tetapi yang pasti tempat pengajian tersebut diadakan di sebuah sekolah anak-anak, mungkin TK atau PAUD, di daerah Jatiwangi. Tempatnya cukup terpencil dan jauh dari hiruk pikuk keramaian manusia.

Pengajian Pertama

Setibanya di sana, saya bersalaman dengan beberapa orang di sana. Beberapa orang tampaknya masih baru dan beberapa yang lain kelihatannya sudah beberapa kali mengikuti pengajian. Terlihat dari cara mereka bergaul dengan yang lain. Analisis saya, yang baru mengikuti pengajian biasanya terlihat lebih pendiam. Sementara yang sudah beberapa kali mengikuti pengajian terlihat berkomunikasi dengan yang lainnya. Ini masalah postur dan gestur.

Pengajian dimulai. Ada beberapa orang yang baru bergabung dan terlihat seperti anak-anak remaja sebaya. Mungkin semuanya anak-anak SMA. Waktu itu, saya duduk di barisan depan di dekat pembicara. Bukan apa-apa, tetapi saya terbiasa untuk duduk di depan dan dekat dengan pengajar dari semenjak SD.

Pembelajarannya Menggunakan Terjemahan al-Qur'an

Metode pembelajaran yang digunakan berbeda dengan metode saat saya di pesantren dulu. Pengajian pertama menyajikan sebuah tema besar. Kemudian si pengajar menuliskan beberapa referensi ayat al-Qur'an. Misalnya tentang zina (biasanya pengajian pertama itu tentang keimanan. Selain untuk mencabut "keimanan" dulu kita, si pengajar akan memasukkan materi baru tentang keimanan agar semakin mantap). Si pengajar akan menuliskannya di papan tulis atau whiteboard atau media tulis lainnya, kemudian dituliskan referensinya dengan format "QS. ##:##". Contoh: QS. 12:12, QS. 13:13, dan seterusnya. Jika lebih dari satu referensi biasanya ditulis "QS. 01:01; 01:12; 01:30; 12:15; 13:12-17; dan sebagainya. Mirip sebuah konkordansi al-Qur'an atau Injil. Lalu, si pengajar akan menyuruh anak-anak baru tersebut untuk membuka terjemahan al-Qur'annya untuk memastikan benar atau tidaknya. Setelah itu, mereka akan menyampaikan "tafsir" dari ayat-ayat tersebut. Oh, iya. Saya juga disuruh membawa buku kosong untuk mencatat materi-materi tersebut oleh senior saya tersebut.

Pengajian Berikutnya

Seminggu berlalu, akhirnya saya dijemput kembali oleh senior saya untuk mengikuti pengajian al-Qur'an tersebut. Buku tulis saya yang awalnya kosong mulai terisi dengan tema-tema yang dibahas dalam pengajian tersebut dan QS-QS lainnya.

Di akhir pengajian, selalu ada "kotak amal" yang digeser. Mereka mengatakan seikhlasnya. Waktu itu saya tidak punya uang sama sekali dan hampir tidak pernah memberikan infaq/sodaqoh untuk kotak amal tersebut. Kabarnya, yang saya peroleh dari teman satu pengajian, senior yang mengajak saya mengikuti pengajian tersebut membayar sejumlah uang untuk komunitas tersebut sebagai "uang pendaftaran." Namun kabar ini terlalu lemah dan saya sendiri belum pernah menanyakannya pada senior saya tersebut.

Setiap siang hari, saat menjelang adzan Dhuhur, kami biasanya sholat berjamaah di dalam sekolah tersebut. Tidak ada yang aneh sih, semuanya tampak sama. Hanya saja, sholat berjamaah bersama anggota komunitas lebih diutamakan dibandingkan berjamaah bersama yang bukan termasuk komunitasnya.

Setiap sesi, kami selalu membaca al-Qur'an untuk masing-masing orang. Suratnya berbeda-beda tergantung arahan si pengajar. Ayat yang menjadi andalan mereka, karena sering dibaca berulang-ulang, adalah Surat al-Kahfi ayat ke-19 yang juga termasuk ke dalam ayat pertengahan al-Qur'an, yaitu wal yatalathaf berarti "dan berlemahlembutlah." Ayat ini bercerita tentang sekumpulan pemuda yang melarikan diri dari seorang raja yang zalim karena mempertahankan keimanan mereka hingga akhirnya mereka bersembunyi di sebuah gua. Kemudian Allah menidurkan mereka dalam waktu yang lama sekitar tiga ratus tahun lamanya kemudian dibangunkan. Saat terbangun, mereka merasa lapar dan menyarankan salah seorang di antara mereka untuk pergi keluar untuk membeli makanan dengan uang yang mereka miliki. Mereka menyarankan agar orang yang keluar tersebut untuk bersikap lemah lembut agar tidak ada yang curiga. Mereka khawatir temannya tersebut akan dikenali oleh pengawal kerajaan dan akan dibunuh. Padahal saat itu pemerintahan sudah dipimpin oleh seorang pemimpin yang adil.

Kemudian, pernah saya bertanya kenapa pengajian tersebut dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Mereka menggunakan alasan periode Mekkah yaitu ketika dakwah Nabi Muhammad dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Jadi, mereka menyebarkan ajarannya dengan cara sembunyi-sembunyi terlebih dahulu baru kemudian, suatu saat nanti dan entah kapan, akan diajarkan secara terang-terangan.

Bagaimana Penampilan Jemaat Lain?

Pernah pada suatu hari, saya mengikuti pengajian di mana banyak wanita yang hadir. Mungkin itu adalah jemaat wanita. Mereka mengenakan pakaian serba hitam dan kerudung yang lebar dan longgar. Beberapa jemaat laki-laki sering membicarakan wanita-wanita tersebut dan berharap dapat menjadi "imam" mereka (maksudnya mendapatkan salah seorang jemaat wanita).

Baiat

Setelah melakukan beberapa kali pengajian, akhirnya saya disarankan oleh senior saya untuk berbaiat kepada seorang imam mereka. Saya dijemput dan diantarkan ke sebuah masjid di pelosok Jatiwangi, Majalengka. Tempatnya berbeda dengan tempat pengajian dan lumayan jauh juga. Sebelum baiat, saya disarankan untuk berwudhu terlebih dahulu karena baiat tersebut termasuk sumpah setia yang harus dalam keadaan suci. Saya mengikutinya seratus persen.

Saya kemudian masuk ke dalam sebuah masjid dan dipertemukan dengan seorang calon imam saya nantinya. Tampilannya biasa saja: baju kaos, celana biasa dan longgar, dan tubuhnya agak berisi penuh lemak. Kemudian dia menyuruh saya untuk duduk dengan tumpang kaki atau bagaimana ya menggambarkannya saya juga bingung. Dia menyuruh untuk menempelkan lutut saya di lututnya dan tangan saya bersalaman dengannya. Dia memberitahu bahwa baiat tersebut akan dibacakan dalam Bahasa Arab tetapi disediakan pula terjemahannya agar saya paham dengan konten baiat tersebut hingga dibaiatlah saya di mesjid tersebut dan resmi, secara aturan mereka, saya termasuk jemaat mereka.

Sebelumnya, saya dipaparkan sejarah baiat oleh senior saya. Referensi yang digunakan adalah Baiat Aqobah Pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad terhadap beberapa orang yang akan masuk Islam untuk bersumpah setia kepada Nabi Muhammad. Saya mengiyakannya saja.

Doktrinisasi?

Saya tidak tahu apakah ini adalah doktrinisasi atau bukan, tapi ini adalah salah satu pengajaran yang saya dapatkan dari pengajian tersebut yang masih saya ingat:
  1. Zakat Fitrah harus dikeluarkan dalam komunitas tersebut baik diketahui oleh orang tua atau tidak. Pokoknya wajib dikeluarkan pada komunitas tersebut
  2. Diperbolehkan untuk mengambil harta orang tua (mencuri) untuk kepentingan jemaat karena orang tua itu tidak masuk komunitas tersebut
  3. Pemerintahan Indonesia adalah pemerintahan thagut yang tidak bersumber kepada ajaran al-Qur'an
  4. Soekarno adalah pengkhianat bangsa. Saat Beliau diasingkan ke Rengasdengklok oleh Belanda, menurut jemaat tersebut, Soekarno mengatakan akan menyerahkan Indonesia kepada Belanda asalkan Soekarno dibebaskan dari pengasingan tersebut
  5. Teks proklamasi yang ditulis oleh Soekarno sangat ringkas, tidak lengkap dan penuh dengan coretan. Berbeda dengan teks proklamasi yang ditulis sebelumnya oleh petinggi mereka, Kartosoewirjo, yang telah menuliskan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia secara lengkap. Plus dengan bismillah dan tempat penulisan teks proklamasi tersebut, yaitu Madinah al-Munawwarah di samping Jakarta
  6. Pancasila adalah produk thagut. Yang mereka inginkan adalah menghapuskan Pancasila dan mengembalikannya kepada Piagam Jakarta karena memuat redaksi lengkap poin pertama
  7. Dan lain-lain

Keluar

Selama mengikuti beberapa kali pengajian, selama itu pula saya merahasiakan mengikuti pengajian tersebut karena diperintahkan oleh si pengajar untuk merahasiakannya dari orang lain termasuk orang tua sendiri.

Pada suatu hari, ibu saya bertanya mengenai pengajian tersebut dan saya menjawabnya karena saya tidak bisa berbohong. Ia kemudian menyuruh saya untuk berhenti mengikuti pengajian tersebut dan mengikuti pengajian biasa saja di kampung. Setelah mengikuti beberapa kali pengajian, saya sendiri sebenarnya merasa kurang cocok dengan pengajian tersebut dan akhirnya mulai membuka diri lagi. Saya membicarakannya dengan guru agama saya di SMK. Umumnya mereka menyarankan saya untuk keluar dan berhenti mengikuti pengajian tersebut. Bahkan saya membicarakan masalah Soekarno dan pemerintahan thagut tersebut dengan guru PKn di SMK. Saya tanyakan semuanya pada guru-guru terkait di sekolah. Dari sini saya mulai mantap untuk berhenti mengikuti pengajian tersebut.

Dikejar-kejar dan dipaksa

Setelah menyatakan untuk berhenti mengikuti pengajian tersebut, saya dikejar-kejar oleh kelompok pengajian saya. Jadi, setelah saya dibaiat, saya dimasukkan dalam sebuah kelompok pengajian yang beranggotakan tiga atau empat orang dan memiliki absen pengajian sendiri.

Setelah menyatakan keluar, anggota kelompok pengajian tersebut mendatangi rumah saya pada malam hari. Waktu itu, ibu saya berada di kamar mendengarkan percakapan kami. Ia bersikap tidak terlibat dengan masalah anaknya tersebut dan menyerahkan masalah tersebut kepada saya sendiri.

Mulailah gaduh di rumah saya. Desakan demi desakan dikerahkan oleh mereka. Saya terus dipaksa untuk mengikuti pengajian tersebut dan tetap istiqomah dalam jemaat. Saya sudah masa bodoh waktu itu. Apapun yang mereka katakan sudah tidak masuk, saya sudah bulat untuk tidak mengikuti pengajian itu lagi. Setelah beberapa jam menceramahi saya dan tidak membuahkan hasil, mereka akhirnya pulang dengan harapan saya bisa mengikuti pengajian tersebut.

Ada sesi di mana saya bertanya mengenai 'Amir mereka, mereka kemudian menjawab dengan sebuah ilustrasi bahwa untuk mengetahui siapa pemilik sebuah rumah, kita harus masuk terlebih dahulu ke rumah tersebut lalu akan tahu siapa pemilik rumah tersebut. Tapi bagi saya, setelah masuk ke rumah tersebut, saya terpasung di sana dan tidak bisa keluar lagi karena dikunci di sana sini.

Apa yang terjadi selanjutnya?

Setelah beberapa minggu, senior saya tidak datang ke rumah. Beberapa kali bertemu di sekolah hanya menyunggingkan senyuman sambil berlalu. Kadang saya tidak bisa membedakan mana yang sopan someah sebenarnya dengan menjalankan wal yatalathaf pada orang tersebut.

Karena saya melihat ada yang salah pada pengajian tersebut, saya melaporkan kepada pihak Kesiswaan dan guru agama di SMK untuk mengawasi siswa-siswi di sekolah tersebut dari pengajian tersebut. Tetapi tidak mendapatkan tanggapan.

Siapa saja siswa SMK yang mengikuti pengajian tersebut?

Kemungkinan ada banyak. Ada kakak kelas saya dari TKJ, ada anak Mesin, ada anak Listrik, dan lain-lain yang tidak saya ketahui jurusannya. Senior saya sendiri yang mengajak untuk mengikuti pengajian tersebut masih saya ingat namanya dan ketua kelompok pengajian yang ikut datang ke rumah saya pada malam hari itu juga masih saya ingat namanya. Inisialnya sama, "A." Kemudian ada senior saya di TKJ yang mengikuti pengajian tersebut tapi saya lupa namanya namun saya ingat betul wajahnya. Sikapnya juga tertutup di sekolah dan tidak banyak bergaul dengan orang lain.

Penutup

Saya rasa banyak siswa-siswi SMK Negeri 1 Majalengka yang mengikuti pengajian tersebut dan mungkin siswa-siswi dari sekolah lainnya di Majalengka. Masa-masa ini kita masih labil dan dalam proses pencarian jati diri serta banyak mengiyakan daripada menolak terlebih ganjaran yang akan diperoleh adalah surga, bidadari dan kenikmatan jasmani lainnya di surga nanti. Yang paling penting, yang tidak bisa ditolak oleh anak-anak SMA masa itu adalah al-Qur'an adalah firman Allah dan pasti benar. Menentangnya akan masuk neraka dan lain-lain. Bagaimana jika kalian diancam masuk neraka dengan banyak dalil yang dikeluarkan oleh jemaat tersebut? Tentu khawatir, bukan?

Mungkin kita masih baru mempelajari Agama Islam, tapi kita bisa memilih mana yang mengajarkan orang menjadi baik atau justru yang mengajarkan menjadi buruk, dan sebagainya.

Saya berharap kawan-kawan semua dapat mempelajari agama Islam dari berbagai sudut pandang. Mata kita tidak dapat melihat gajah seutuhnya. Kita hanya mampu menangkap fisik gajah tersebut tergantung dari sudut pandang kita. Kita tidak bisa melihat mata gajah jika kita melihatnya dari belakang. Begitu juga dengan bagian dalam gajah jika yang kita lihat hanya bagian luarnya saja. Maka dari itu, kita perlu "melihat"-nya dari berbagai sudut pandang untuk mengetahui gajah secara lengkap.

Apakah hal pertama yang kita pelajari dalam beragama adalah membenci orang lain?

COMMENTS

Name

2016,2,Action,1,Adventure,1,Agama Kristen,1,Agama Yahudi,1,Ahok,2,Ajax,2,Android,1,Aplikasi,1,Art of War,1,Bahasa,1,Balai Bahasa,1,Beasiswa,4,Belanda,1,Biografi,1,Blindness,1,Blog,3,Brothers,1,Cards View,1,Catatan Hidup,1,Change.org,1,China,1,Comedy,1,Cover,1,CSS,2,Curhat,1,DataGrid,1,Demo Bela Islam I,1,Disaster,1,Disqus,1,Dokumentasi,8,Download,3,Drama,1,Drama Korea,3,Duolingo,1,EasyUI,1,Framework CSS,1,Game,3,GIT,1,Google AdSense,1,Groningen,1,Groningen University,1,HTML,2,Islam,2,jQuery,5,K-Film,3,K-Movie,4,Kata Mutiara,1,Kisah Hidup,1,Konfusius,1,Korean,4,KPOP,1,Kriptografi,1,Kuliah,1,Kungfu,1,Kungfu Style,1,Kustomisasi,1,Kutipan,1,LKS Jawa Barat 2011,1,LPDP,26,LPDP Batch 4 2016,11,LPDP Pinned,2,Material Design,2,Materialize,1,Motivasi,1,Movie,4,Mozilla Firefox,1,Muslim Cyber Army,1,MySQLi,1,NetBeans,1,Niagahoster,1,Object Oriented Programming,1,Opini,7,Paspor,1,Pendidikan,1,Pengalaman,26,Pengayaan Bahasa,4,Perang,1,Perbandingan Agama,3,Petisi Online,1,PHP,6,PowerDesigner,3,QR Code,1,Review,3,Sejarah,1,Simulation,1,Software,1,Source Code,1,Strategy,2,Studi Agama-agama,1,Sun Tzu,1,Suspense-Thriller,1,Themes24x7,1,Tips dan Trik,13,TOEFL,4,TOEFL ITP,4,Train,1,Troubleshooting,2,Tutorial,23,UPI Bandung,1,Video,2,Virus,1,W2UI,1,Walkband,1,Web Design,7,Web Programming,3,Yesus Kristus,2,Zakir Naik,1,Zhang Ziyi,1,Zombie,1,
ltr
item
Anan Bahrul Khoir: Pengalaman Saya Mengikuti NII (Negara Islam Indonesia)
Pengalaman Saya Mengikuti NII (Negara Islam Indonesia)
Tulisan kali ini berisi pengalaman saya mengikuti NII (Negara Islam Indonesia) saat duduk di bangku SMA. Mungkin kawan-kawan juga ada yang pernah mengikutinya atau bahkan masih menjadi pengikut setianya?
https://3.bp.blogspot.com/-3OhUxSpfvlk/WN4nwshAQoI/AAAAAAAAAvA/IW6J9GAKnE4AQOffTe6uEXGNP2RkclQjwCLcB/s320/kartosoewirjo-isis-dan-mimpi-negara-islam-indonesia.jpg
https://3.bp.blogspot.com/-3OhUxSpfvlk/WN4nwshAQoI/AAAAAAAAAvA/IW6J9GAKnE4AQOffTe6uEXGNP2RkclQjwCLcB/s72-c/kartosoewirjo-isis-dan-mimpi-negara-islam-indonesia.jpg
Anan Bahrul Khoir
http://ananbahrulkhoir.blogspot.com/2017/07/pengalaman-saya-mengikuti-nii-negara.html
http://ananbahrulkhoir.blogspot.com/
http://ananbahrulkhoir.blogspot.com/
http://ananbahrulkhoir.blogspot.com/2017/07/pengalaman-saya-mengikuti-nii-negara.html
true
1987288760696967984
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy