Kenapa Aku Tidak Melanjutkan Studi di Bidang Sains?

Nilaiku di bidang Matematika dan Kimia bagus, kenapa aku tidak melanjutkan studi di bidang Sains, khususnya Matematika atau Kimia?

Matematika
Beberapa tahun yang lalu, tepatnya saat duduk di bangku MTs dan SMK, aku pernah tertarik dengan bidang sains, khususnya Matematika dan Kimia.

Sebenarnya, aku juga suka pelajaran Fisika. Hanya saja tidak seperti minatku pada Matematika dan Kimia. Semua rumpun ilmu dalam kategori IPA, sangat aku suka, kecuali Biologi.

Metode belajar yang aku terapkan untuk pelajaran Biologi adalah hapalan karena sekolahku tidak memiliki Lab Biologi untuk praktikum. Karena sebenarnya, praktek itu lebih mudah masuk otak dibandingkan hapalan biasa.

Kenapa gak suka pelajaran Biologi?

Aku memiliki pengalaman buruk dengan pelajaran Biologi ini. Dulu, saat kelas 3 SMK, aku pernah tertidur saat UAS Biologi karena saking sulitnya mengerjakan soal-soal Biologi. Aku duduk di depan barisan depan, tepatnya di depan meja guru. Mungkin Sang Guru curiga melihat sikapku yang diam terus menunduk ke bawah dari awal ujian (sebenarnya tidak awal banget sih, beberapa menit setelah bel ujian dimulai. Hehehe) hingga akhirnya dibangunkanlah aku saat bel ujian sebentar lagi berkumandang. Astagfirullah... Hahaha... Yang membangunkanku adalah teman yang duduk di bangku belakang. Setelah keluar kelas, aku menegur kepada temanku itu, "Lain dihudangkeun ti tadi!" (Gak dibangunin dari tadi!) Teman menjawab, "Sugan teh teu sare" (Kirain gak tidur). Aduh. Ai Nurhalimah, kamu pasti sengaja.

Bagaimana dengan Fisika?

Menurutku biasa-biasa saja: bagus tidak, buruk pun tidak. Aku bisa mengikuti pelajarannya walaupun tidak masuk dalam kategori yang disukai. Yang penting saat itu adalah nilaiku tidak di bawah rata-rata dan harus menjadi yang terbaik. Hahaha...

Jadi suka Matematika dan Kimia aja?

Ya. Dari empat bersaudara itu hanya dua yang aku sukai, yaitu Matematika dan Kimia. Aku menyukai Matematika saat duduk di bangku MTs. Sementara Kimia mulai disukai saat memasuki kelas Kimia waktu SMK. Aku pernah mengikuti olimpiadi MIPA bidang Matematika saat di MTs walaupun tidak pernah menang sih. Setidaknya, "pengalaman adalah guru terbaik." :)

Ada banyak kenangan saat MTs yang berhubungan dengan Matematika. Pada suatu hari, seorang Guru Matematika memberikan sebuah soal Matematika dan akan memberikan hadiah uang Rp. 1.000 (jangan dibandingkan dengan jumlah di kota. Maklum, aku anak kampung) bagi siapa saja yang tercepat mengerjakannya serta pulang terlebih dahulu. Ternyata, aku yang paling cepat. "Membunuh dua burung dengan satu batu." Uang dapat, pulang lebih dulu. Bukan sombong, apanya yang harus disombongkan dari cerita rendahan ini sih? -_-!"

Sang Guru tersebut kemudian melihat potensiku di bidang Matematika. Beliau kemudian memberikan uang untuk menyalin buku persiapan menghadapi ujian Matematika karena sekolah kami tidak menjual buku paket pelajaran ataupun meminjamkannya dan dibawa pulang. Hanya boleh dipinjam dan dibuka di sekolah saja. Mengenaskan. :'(

Sejujurnya, buku tersebut masih digunakan hingga bangku SMK. Bahkan diwariskan kepada adikku. Ia adalah seorang copycat!

Bagaimana dengan awal mula suka pada Kimia?

Saat itu, pertama kalinya kelas kami memasuki ruang kelas Kimia. Entah karena penyampaian Guru yang bagus atau memang aku sangat penasaran dengan pelajaran Kimia ini karena tidak ada saat MTs, aku mulai tertarik dengan Kimia. Beberapa kali aku mengajukan pertanyaan bahkan menabrak jam pulang. Teman-teman sekelas saat itu terlihat sangat jengkel karena aku mengulur waktu. Ada yang masih ingat, anak-anak TKJA? Hahaha... Maafkan.

Minta lihat nilainya dong!

Mohon, mohon dengan sangat. Ini bukan sebuah kesombongan. Hanya sebuah tulisan rendahan, kacangan, yang mencoba memberikan motivasi bagi kawan-kawan yang memerlukan. Bagi yang tidak perlu, tidak apa-apa. Tetap semangat, kalian pasti punya motivasi yang terbenam kuat di dalam dada. Nilai ini mungkin masih rendah dibandingkan kawan-kawan lainnya, jadi aku tidak perlu menyombongkan diri.


Nilai Matematika (tiap semester): 9,40; 9,00; 9,80; 9,60; 8,00; 8,50
Nilai Kimia (tiap semester): 9,50; 9,50; 8,80; 8,50; 8,00; 8,20

Kok turun? Itu gara-gara penyakit itu. Baru tahu pas kelas tiga soalnya dan membuat stress selama beberapa waktu.

Kenapa saat kuliah ambil jurusan agama dan bukannya Matematika atau Kimia?

Saya sendiri galau saat itu: apakah saya harus kerja atau melanjutkan kuliah. Jika kerja, saya kesulitan dan jika kuliah saya kesulitan pula. Dengan "penyakit" yang aku miliki, tidak mungkin aku mengambil pekerjaan sebagai operator seperti teman-temanku yang lain. Tetapi dengan "penyakit" ini pula aku tidak mungkin mengambil jurusan di bidang Sains.

Dulu, Guru Bahasa Jepang menawarkan sebuah beasiswa kuliah ke Jepang. Tetapi aku tolak karena aku mau bekerja. Ternyata, aku malah kuliah juga. Kesempatan emas telah hilang dan kini justru memakai perak.

Setelah tidak mungkin bekerja di pabrik-pabrik karena penyakitku ini (bukan penyakit menular ataupun penyakit mengerikan lainnya), akhirnya aku memilih untuk melanjutkan studi ke jenjang S1. Waktu itu, aku mencari jurusan Fisika Nuklir di Indonesia (kok malah Fisika Nuklir, bukannya suka Matematika dan Kimia? Hahaha... Entahlah) Dan ternyata ada di UGM (Universitas Gajah Mada). Saat dilihat persyaratannya satu per satu, akhirnya mundur karena ada persyaratan yang tidak akan pernah mungkin terpenuhi. Kemudian mencari celah di kampus lain untuk jurusan lain di bidang Sains juga yang membolehkan penyakitku ada dan ternyata hasilnya nihil. Akhirnya aku mencari artikel kenapa penyakitku ini tidak bisa ditolerir sedikitpun untuk masuk jurusan-jurusan Sains.

Akhirnya aku harus mengalah dengan keadaan. Aku percaya bahwa Tuhan ingin menjaga sesuatu dan memberikan sebuah hadiah besar dengan memberikan penyakit ini jika aku bisa melaluinya. Mungkin aku memiliki dosa besar di kehidupan sebelumnya sehingga penyakit ini ada. Hahaha...

Kenapa harus jurusan agama dan bukan Teknik Informatika?

Karena di bidang Sains sangat mustahil masuk, akhirnya aku memilih jurusan-jurusan non-Sains dan agama adalah salah satunya. Penyakitku ini bisa diabaikan jika mengambil jurusan agama.

Aku berasal dari keluarga menengah ke bawah dan tidak memiliki biaya untuk melanjutkan studi. Bapak sendiri sudah berkata bahwa dia tidak bisa membiayai sekolahku di tingkat S1 ini. Ibu apalagi. Beliau sudah pontang-panting tidak tahu malu ke sana kemari meminjam uang untuk biaya SMK-ku.

Entah dari mana, saya lupa, ada informasi beasiswa Bidik Misi yang akan meng-cover seluruh biaya kuliah termasuk uang buku dan biaya hidup nantinya. Akhirnya aku menargetkan untuk mendapatkan beasiswa ini.

Aku membicarakannya dengan kedua orang tuaku bahwa aku akan menggunakan beasiswa Bidik Misi untuk membiayai kuliahku nanti dan orang tua hanya bisa pasrah saja dengan keinginan anaknya ini. Saat itu aku mencoba peruntungan di kampus Islam dan ada beberapa kampus Islam (UIN dan IAIN) yang menyajikan jurusan yang sesuai dengan keadaanku dan sesuai dengan minatku. Sebenarnya, aku ingin sekali mengambil jurusan Teknik Informatika. Tetapi saat itu, tidak tersedia jurusan Teknik Informatika di UIN Bandung untuk beasiswa Bidik Misi dan ada di UIN lain di luar Bandung.

Bapak menyarankan agar aku memilih kampus yang dekat saja atau dengan kata lain, "Ambillah di UIN Bandung!" Tetapi aku berkata bahwa di UIN Bandung tidak ada jurusan komputer (bahasa yang mudah dimengerti oleh orang tua daripada Teknik Informatika, hehehe). Bapak sebenarnya agak berat jika aku beda jurusan dengan SMK, tetapi ego Bapak agar aku memilih kampus yang dekat dengan Majalengka ya tidak lain dan tidak bukan cuma UIN Bandung. Bapak ingin bisa mengontrol dan mengawasi anaknya dan jika terjadi apa-apa padaku antni, Bapak bisa menghubungi saudara-saudaranya di Bandung. Akhirnya aku mengalah kepada saran Bapak. :) Betapa mulianya anakmu ini, Pak. Hahaha...

Pilihan satu agama, pilihan dua?

Iya, pilihan satu itu Perbandingan Agama; pilihan kedua dan ketiga itu Teknik Informatika. Sebuah cara yang salah dalam menentukan prioritas. Hahaha... Jangan dicontoh kawan-kawan. Bagusnya sih, pilihan satu dan dua itu Teknik Informatika; sementara pilihan ketiga itu adalah Perbandingan Agama. Tapi apalah daya, Tuhan pasti memiliki rancangan yang bagus suatu hari nanti.

Setelah ujian ini itu, akhirnya lolos dan mendapatkan beasiswa Bidik Misi. Alhamdulillah...

Penutup

Jadi, jawaban kenapa aku tidak melanjutkan studi di bidang Sains yang sesuai dengan minatku ini karena aku memiliki sebuah "penyakit" yang sangat mustahil untuk diterima di jurusan-jurusan Sains dan Kedokteran. Mustahil sekali.

Akhirnya aku banting setir ke jurusan non-Sains dan non-Kedokteran, apalagi kalau bukan IPS, Agama dan atau Bahasa. Tapi akhirnya harus memilih agama karena mengikuti keinginan Bapak agar anaknya ini tidak kuliah jauh-jauh dan bisa terkontrol dan terawasi karena Bapak sering pulang pergi Majalengka-Bandung setiap minggunya hingga akhirnya Ia harus meregang nyawa di rumah sakit karena maag kronis.

Apapun itu, rancangan Tuhan itu sangat baik dan apapun pilihan kita selama kita berusaha dengan baik pasti akan memperoleh yang baik pula.

Apa yang kamu tabur, itulah yang akan kamu tuai - Gal (6:7)

COMMENTS

Name

2016,2,Action,1,Adventure,1,Agama Kristen,1,Agama Yahudi,1,Ahok,2,Ajax,2,Android,1,Aplikasi,1,Art of War,1,Bahasa,1,Balai Bahasa,1,Beasiswa,4,Belanda,1,Biografi,1,Blindness,1,Blog,3,Brothers,1,Cards View,1,Catatan Hidup,1,Change.org,1,China,1,Comedy,1,Cover,1,CSS,2,Curhat,1,DataGrid,1,Demo Bela Islam I,1,Disaster,1,Disqus,1,Dokumentasi,8,Download,3,Drama,1,Drama Korea,3,Duolingo,1,EasyUI,1,Framework CSS,1,Game,3,GIT,1,Google AdSense,1,Groningen,1,Groningen University,1,HTML,2,Islam,2,jQuery,5,K-Film,3,K-Movie,4,Kata Mutiara,1,Kisah Hidup,1,Konfusius,1,Korean,4,KPOP,1,Kriptografi,1,Kuliah,1,Kungfu,1,Kungfu Style,1,Kustomisasi,1,Kutipan,1,LKS Jawa Barat 2011,1,LPDP,26,LPDP Batch 4 2016,11,LPDP Pinned,2,Material Design,2,Materialize,1,Motivasi,1,Movie,4,Mozilla Firefox,1,Muslim Cyber Army,1,MySQLi,1,NetBeans,1,Niagahoster,1,Object Oriented Programming,1,Opini,7,Paspor,1,Pendidikan,1,Pengalaman,26,Pengayaan Bahasa,4,Perang,1,Perbandingan Agama,3,Petisi Online,1,PHP,6,PowerDesigner,3,QR Code,1,Review,3,Sejarah,1,Simulation,1,Software,1,Source Code,1,Strategy,2,Studi Agama-agama,1,Sun Tzu,1,Suspense-Thriller,1,Themes24x7,1,Tips dan Trik,13,TOEFL,4,TOEFL ITP,4,Train,1,Troubleshooting,2,Tutorial,23,UPI Bandung,1,Video,2,Virus,1,W2UI,1,Walkband,1,Web Design,7,Web Programming,3,Yesus Kristus,2,Zakir Naik,1,Zhang Ziyi,1,Zombie,1,
ltr
item
Anan Bahrul Khoir: Kenapa Aku Tidak Melanjutkan Studi di Bidang Sains?
Kenapa Aku Tidak Melanjutkan Studi di Bidang Sains?
Nilaiku di bidang Matematika dan Kimia bagus, kenapa aku tidak melanjutkan studi di bidang Sains, khususnya Matematika atau Kimia?
https://3.bp.blogspot.com/-np3iyq_keNc/WSk7eBnivmI/AAAAAAAAA28/VBtWI1e2EV4j_FJVa8YhmdFBGD1aW7b2QCLcB/s320/hated_math_1200x627.jpg
https://3.bp.blogspot.com/-np3iyq_keNc/WSk7eBnivmI/AAAAAAAAA28/VBtWI1e2EV4j_FJVa8YhmdFBGD1aW7b2QCLcB/s72-c/hated_math_1200x627.jpg
Anan Bahrul Khoir
http://ananbahrulkhoir.blogspot.com/2017/07/kenapa-aku-tidak-melanjutkan-studi-di.html
http://ananbahrulkhoir.blogspot.com/
http://ananbahrulkhoir.blogspot.com/
http://ananbahrulkhoir.blogspot.com/2017/07/kenapa-aku-tidak-melanjutkan-studi-di.html
true
1987288760696967984
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy