Kisahku dalam Menempuh Pendidikan

Seorang ibu berjuang untuk menyekolahkan anak laki-lakinya dengan segala keterbatasannya. Si ibu mencoba tidak menyerah dan si anak mencoba tidak terpuruk dengan keadaan. Semoga bermanfaat.

Pada suatu hari, hiduplah seorang anak laki-laki di sebuah kampung yang sangat kental dengan agama Islam. Setiap sore setelah Sholat Isya, anak-anak di kampung itu pergi ke sebuah surau untuk mempelajari Agama Islam, baik belajar membaca al-Qur'an ataupun pelajaran dalam lingkup Agama Islam. Pengajian tersebut usai sekitar pukul 17.00 WIB; kemudian dilanjut setelah Sholat Magrib untuk pengajian malam.

Selain itu, ada pengajian yang dilaksanakan setelah Sholat Subuh di surau yang sama. Biasanya anak-anak remaja atau kelas lanjutan yang mengikuti pengajian setelah Sholat Subuh ini. Anak laki-laki tadi pun mengikuti pengajian ba'da Subuh ini setelah diajak oleh seorang kakak kelasnya di SD. "Daripada cuma main-main, lebih baik kita ngaji aja," katanya.

Saat duduk di bangku kelas 4 SD, si anak laki-laki tadi berencana untuk pindah sekolah agama ke sebuah sekolah resmi, yaitu Madrasah Ibtidaiyah Awwaliyah Darul Falah Cijati karena melihat teman-teman SD-nya yang juga bersekolah agama di sana. Rencana ini disampaikan oleh si anak tadi kepada ibunya dan si ibu mengapresiasi dan memotivasinya untuk melanjutkan sekolah agama di sana. Saat si anak mengatakan mata pelajaran apa saja yang nanti akan dipelajari di sekolah agama tersebut, si ibu dengan pede-nya menjelaskan mata pelajaran tersebut satu per satu sehingga membuat si anak tersebut kagum dan bahagia. "Kok mamah bisa tahu? Pinter ih~" ucap si anak.

Akhirnya si anak tersebut mengikuti sekolah agama di sana dimulai dari kelas 1 MD (Madrasah Diniyah). Seharusnya, kelas 1 MD itu diperuntukkan bagi kelas 3 SD. Tapi karena si anak terlambat mendaftar, ia mau tidak mau harus memulai sekolah agamanya dari kelas 1 MD. Sedikit demi sedikit ia mulai mengikuti pelajaran dengan baik hingga akhirnya ia selalu memperoleh ranking 10 besar.

Saat kenaikan kelas 1 MD, si anak tadi disuruh naik kelas ke kelas 3 MD oleh Kepala Sekolah MDA. Sontak si anak heran, kenapa dirinya disuruh langsung naik ke kelas tiga. "Anan, mulai besok kamu masuk ke kelas tiga!" suruhnya. Besoknya, si anak tersebut masuk ke kelas tiga.

Dengan suasana yang baru dan kawan-kawan yang baru di sana, si anak mencoba berbaur. Sebenarnya si anak tersebut sudah mengenal kawan-kawannya tersebut karena semuanya adalah teman-temannya di SD dan seangkatan. Hari pertama ia memasuki kelas adalah pelajaran Imla atau keterampilan menulis Bahasa Arab dari ucapan ke teks atau semacam text-to-speech. Sang Guru mengucapkan Bahasa Arabnya, sementara murid-muridnya harus menuliskan dalam Bahasa Arabnya. Hari itu si anak tersebut benar-benar kesulitan untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri pelajaran kelas tiga. Beberapa kali ia terlambat mengikuti imla Sang Guru. Kasihan. Namun pada akhirnya, ia mulai bisa menyesuaikan diri dan bisa masuk 10 besar di kelasnya. Hehehe.

Saat kenaikan kelas MDA, biasanya selalu diadakan semacam acara kenaikan kelas yang cukup meriah di lingkungan MDA tersebut. Juga, selalu ada pengumuman tiga besar dan mendapatkan hadiah yang lumayan bermanfaat bagi mereka orang-orang kampung di sana. Si anak laki-laki tersebut sekarang duduk di kelas 4 MD; Sang Guru mulai mengumumkan peringkat satu per satu dan ini selalu mereka tunggu-tunggu. Mereka yang dapat peringkat terakhir selalu kena sorakan meriah dari anak-anak yang lain. Hahaha... Sementara suasana tegang mulai terasa saat pembacaan peringkat 10 besar. Masuk ke pengumuman tiga besar, si anak laki-laki tersebut mulai berharap kalau-kalau dia bisa peringkat satu dan ternyata... Dia peringkat ti-ga. Hahaha... Kasihan. Padahal semester sebelumnya di kelas 4 MD tersebut, ia memperoleh peringkat kedua di kelasnya. Tetapi ia harus rela menerima kenyataan bahwa sekarang ia turun peringkat ke peringkat tiga. So sad... Cup cup cup.

Setelah menyelesaiak pendidikan formal di SDN Cijati 2, sekaligus menyelesaikan sekolah formal agama di Madrasah Diniyah Awwaliyah Darul Falah Cijati, ibunya berencana memasukkannya ke sebuah pesantren. Waktu itu, ia menerimanya dengan legowo dan tidak memprotes rencana ibunya tersebut karena ia percaya bahwa ibunya akan memberikan yang terbaik baginya. Ciaaat ciaat ciaat... :D

Si ibu mulai mencari sekolah mana untuk si anaknya tersebut. Pada suatu hari, si ibu dan anaknya pergi ke sebuah MTs ternama di Majalengka, yaitu MTs Darul Uluum. MTs tersebut terkenal bagus-bagus dalam pendidikan keagamaannya karena berhasil mencetak bibit-bibit unggul. Di ruang TU, si ibu berbincang-bincang dengan bagian TU di sana baik masalah pendidikan, tempat tinggal atau asrama, dan biaya. Melihat rincian biaya yang cukup besar untuk melanjutkan pendidikan di sana, akhirnya si ibu tersebut mengurungkan niatnya untuk mengirimkan anaknya ke sana.

Di hari lain, si ibu mendapatkan informasi sebuah pesantren di Jatiwangi, yaitu Pesantren al-Mizan. Sebuah pesantren yang masih berada di wilayah Kabupaten Majalengka. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya si ibu memilih pesantren tersebut untuk anaknya. Jadilah si anak bersekolah di MTs al-Mizan, Jatiwangi, sekaligus menjadi santri di Pondok Pesantren al-Mizan.

Karena nasib yang kurang baik pada keluarga tersebut, si ibu menarik anaknya dari Ponpes al-Mizan Jatiwangi setelah tiga bulan menempuh pendidikan di sana dan mengirimkannya ke Ponpes lain yang lebih "ramah" di dompet. Padahal sebenarnya, Ponpes al-Mizan juga sudah ramah di dompet, tetapi bagi keluarga itu pada saat itu, uang segitu mungkin masih kurang ramah di dompetnya.

Pesantren yang menjadi target sekarang adalah Ponpes Shobaarul Yaqien Kawunggirang. Dengan biaya yang cukup terjangkau di dompet si ibu, Ia mengirimkan anaknya ke sana. Namun, seperti kasus sebelumnya, karena nasib yang kurang baik, si anak tersebut harus ditarik kembali dari Ponpes tersebut setelah menyelesaikan pendidikan kelas 1 MTs di MTs Shobaarul Yaqien 2. Ia memperoleh ranking satu di MTs tersebut sehingga wajar jika Kepala Sekolah di MTs tersebut keberatan atas rencana kepindahan si anak tersebut. Beberapa kali, Kepala Sekolah membujuk orang tua si anak tersebut agar tidak jadi pindah dan keluar dari sekolah tersebut. Bahkan, Ia akan memberikan bantuan dana untuk si anak asalkan si anak tetap di sekolah tersebut. Tetapi nasib berkata lain, si anak harus tetap keluar bagaimanapun bujukan Kepala Sekolah MTs tersebut. Si ibu menyalahkan suaminya yang membuat anaknya keluar dari ponpes tersebut, sementara suaminya menyalahkan si anak yang katanya ingin keluar dari ponpes tersebut. Ya Lord, salah hamba apa? Kenapa malah jadi hamba yang salah? Huhuhu...

Ada sebuah cerita saat si anak masih menempuh pendidikan di MTs Shobaarul Yaqien. Saat itu si ibu datang ke MTs anaknya. Ia mendatangi kantor sekolah tersebut dan meminta ijin untuk berbicara dengan anaknya. Akhirnya, dipanggillah si anak tersebut untuk menghadap ibunya. Si ibu mengajaknya berbicara di belakang sekolah sambil jongkok. Matanya mulai berkaca-kaca. Tak lama, ia berkata bahwa ia tidak memiliki uang cukup untuk bekal anaknya itu. Dengan selembar uang Rp. 50.000,- air matanya menetes dan berkata, "A, mamah teu gaduh deui artos. Ngan gaduh sakieu-kieuna. Dihemat kangge sabulaneun." (Terjemahan Bahasa Indonesia Gaul: "A, Mamah sudah tidak punya uang lagi. Cuma ada segini. Dihemat untuk satu bulan, ya") ucapnya. Si anak terbawa suasana dan ikut bersedih.

Setelah si anak ditarik dari ponpes tersebut, ia akhirnya dipindah ke sebuah MTs di kampung halamannya, yaitu MTs Darul Falah Cijati. Ia menempuh pendidikan di sana hingga menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertama. FYI: MTs tersebut awalnya tidak memiliki kebiasaan menggunakan dasi. Sementara si anak, yang di sekolah sebelumnya mengenakan dasi, akhirnya diadopsi kebiasaan tersebut yaitu mengenakan dasi di sekolah tersebut. Di MTs tersebut, si anak memperoleh peringkat dua besar, jika tidak ranking satu maka peringkat dua.

Kisah ini terlalu panjang dan membosankan. Saya rasa sudah cukup sampai di sini saja kisahnya. Semoga dapat menginspirasi dan menjadi pelajaran bagi orang lain yang mau mengambil pelajaran dari kisah orang lain. Terima kasih sudah membuang-buang waktunya. Hahaha... :D

Wassalam

COMMENTS

BLOGGER: 1
Loading...
Name

2016,2,Action,1,Adventure,1,Agama Kristen,1,Agama Yahudi,1,Ahok,2,Ajax,2,Android,1,Aplikasi,1,Art of War,1,Bahasa,1,Balai Bahasa,1,Beasiswa,4,Belanda,1,Biografi,1,Blindness,1,Blog,3,Brothers,1,Cards View,1,Catatan Hidup,1,Change.org,1,China,1,Comedy,1,Cover,1,CSS,2,Curhat,1,DataGrid,1,Demo Bela Islam I,1,Disaster,1,Disqus,1,Dokumentasi,8,Download,3,Drama,1,Drama Korea,3,Duolingo,1,EasyUI,1,Framework CSS,1,Game,3,GIT,1,Google AdSense,1,Groningen,1,Groningen University,1,HTML,2,Islam,2,jQuery,5,K-Film,3,K-Movie,4,Kata Mutiara,1,Kisah Hidup,1,Konfusius,1,Korean,4,KPOP,1,Kriptografi,1,Kuliah,1,Kungfu,1,Kungfu Style,1,Kustomisasi,1,Kutipan,1,LKS Jawa Barat 2011,1,LPDP,26,LPDP Batch 4 2016,11,LPDP Pinned,2,Material Design,2,Materialize,1,Motivasi,1,Movie,4,Mozilla Firefox,1,Muslim Cyber Army,1,MySQLi,1,NetBeans,1,Niagahoster,1,Object Oriented Programming,1,Opini,7,Paspor,1,Pendidikan,1,Pengalaman,26,Pengayaan Bahasa,4,Perang,1,Perbandingan Agama,3,Petisi Online,1,PHP,6,PowerDesigner,3,QR Code,1,Review,3,Sejarah,1,Simulation,1,Software,1,Source Code,1,Strategy,2,Studi Agama-agama,1,Sun Tzu,1,Suspense-Thriller,1,Themes24x7,1,Tips dan Trik,13,TOEFL,4,TOEFL ITP,4,Train,1,Troubleshooting,2,Tutorial,23,UPI Bandung,1,Video,2,Virus,1,W2UI,1,Walkband,1,Web Design,7,Web Programming,3,Yesus Kristus,2,Zakir Naik,1,Zhang Ziyi,1,Zombie,1,
ltr
item
Anan Bahrul Khoir: Kisahku dalam Menempuh Pendidikan
Kisahku dalam Menempuh Pendidikan
Seorang ibu berjuang untuk menyekolahkan anak laki-lakinya dengan segala keterbatasannya. Si ibu mencoba tidak menyerah dan si anak mencoba tidak terpuruk dengan keadaan. Semoga bermanfaat.
https://4.bp.blogspot.com/-drzhrw5Yx54/WUe-7Xe0O_I/AAAAAAAAA7U/vzPCmA3UAAAc9q9ZWqdHKBBTRLV-EMJ0QCLcBGAs/s320/560-hawa-mars-perjuangan-seorang-ibu-demi-pendidikan-anaknya-2.jpg
https://4.bp.blogspot.com/-drzhrw5Yx54/WUe-7Xe0O_I/AAAAAAAAA7U/vzPCmA3UAAAc9q9ZWqdHKBBTRLV-EMJ0QCLcBGAs/s72-c/560-hawa-mars-perjuangan-seorang-ibu-demi-pendidikan-anaknya-2.jpg
Anan Bahrul Khoir
http://ananbahrulkhoir.blogspot.com/2017/06/kisah-seorang-ibu-menyekolahkan-anaknya.html
http://ananbahrulkhoir.blogspot.com/
http://ananbahrulkhoir.blogspot.com/
http://ananbahrulkhoir.blogspot.com/2017/06/kisah-seorang-ibu-menyekolahkan-anaknya.html
true
1987288760696967984
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy